Bisakah Relasi di MedSos Menjadi Pengganti Sosialisasi?

Oleh : Mambaul Maghfiroh

Kejadian yang terjadi secara nyata menunjukkan, seorang mahasiswa yang aktif mengikuti volunteer menunjukkan sikap yang mudah untuk bergaul dengan orang lain, memiliki banyak relasi, dan mampu membangun hubungan yang positif ternyata dulunya ia adalah seorang yang kurang mampu untuk berinteraksi secara sosial dan merupakan pribadi yang pemalu. Dia saat ini tergabung di sebuah volunteer yang membuat dia menjalin interaksi dengan banyak orang di dalam volunteer tersebut. Ia saat ini menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan terbuka kepada orang lain. Hal ini dibuktikan dengan ia yang saat ini lebih berani berbicara di depan umum. Dia mengatakan, “kesadaran diri untuk perlu meningkatkan diri sendiri menjadi seseorang yang aktif dalam bersosial membuat saya akhirnya memutuskan untuk bergabung ke dalam kegiatan volunteer, meskipun awalnya sangat sulit dan ada rasa takut namun ternyata melalui kegiatan volunteer tersebut saya bisa mengekspresikan kemampuan diri saya dan menjadi bisa lebih mudah bergaul.” kasus ini menunjukkan fenomena baru bahwa sebagian orang memanfaatkan kegiatan volunteer sebagai wadah untuk meningkatkan diri sendiri menjadi pribadi yang memiliki daya tarik sosial.

Personal branding adalah hal yang lumrah di zaman sekarang dimana teknologi pada zaman ini sudah berkembang cukup pesat dan canggih. Bahkan semua orang harus sadar akan pentingnya personal branding di media sosial. Personal branding sendiri memang memiliki banyak manfaat bagi orang yang menjalankannya. Karena melalui personal branding, seseorang dapat membangun daya tarik sosial dengan lebih luas karena mealui media sosial kita dapat berinteraksi dengan siapa saja dan membangun hubungan relasi dengan siapa saja. Sehingga, ketika melakukan personal branding dengan baik maka manfaat dari daya tarik sosial dapat dirasakan dengan baik juga yakni membantu seseorang dalam membangun hubungan yang kuat dan memperluas jaringan sosialnya. Personal branding menjadi strategi yang saat ini tengah disorot oleh generasi muda untuk membangun daya tarik sosialnya seperti melatih skill bersosialnya serta lebih mudah untuk mempengaruhi orang lain.

Generasi muda sadar Personal branding efektif dalam membangun daya tarik sosialnya?

Saat ini banyak anak-anak muda yang berbondong-bondong untuk membangun personal branding sebaik mungkin di media sosialnya. Mereka memilih aktif mengikuti kegiatan volunteer ataupun kegiatan positif lainnya yang nantinya akan di unggah di media sosial milikinya sehingga orang- orang lain dapat melihat dan mengetahui aktivitas yang ia lakukan. Fenomena yang terjadi ini adalah upaya individu untuk membangun personal branding di media sosial. Identitas individu dapat dibentuk secara bersamaan dalam ruang virtual maupun realitas masyarakat sosial. Media sosial membantu individu untuk membangun dan memperkuat citra serta identitas diri seseorang dalam lingungan profesional maupun sosial. Karena lingkungan sosial tidak hanya sebatas realitas saja melainkan juga virtual. Bentuk brandiing yang bisa terjadi di media sosial yakni membagikan aktivitas positif yang sedang dilakukan dalam bentuk foto maupun video, otomatis orang lain dapat melihatnya dan juga mengomentari postingann tersebut. Postingan kegiatan yang positif di media sosial akan membentuk identitas atau branding yang baik. Generasi sekarang memanfaatkan mulai sadar bahwa media sosial adalah alat untuk membangun personal brading yang akan berdampak positif bagi identitas dirinya yang membangun daya tarik sosialnya.

Personal branding yang baik dan positif akan meningkatkan daya tarik sosial individu secara lebih luas. Personal branding yang baik tidak hanya membagikan kegiatan kita, melainkan juga berinteraksi dengan teman-teman di media sosial sehingga relasi dan pertemanan yang terjalin semakin luas pula. seperti pada unggahan kegiatan volunteer dalam rangka santunan dan buka bersama dengan anak yatim di sebuah pantai asuhan yang di upload oleh seseorang, kita bisa melihat dan merasakan emosi yang dihadirkan di dalam kegiatan volunteer yang di unggah tersebut. kemudian postingan tersebut ditanggapi oleh followersnya “wah, bahagianya bisa mengikuti kegiatan yang bermanfaat dengan adik-adik di panti asuhan”, “sangat menginspirasi”. Ini memberikan bukti bahwa postingan media sosial dapat memberikan dampak sesuai dengan apa yang di posting. Kegiatan volunteer yang diikuti tersebut dapat meningkatkan rasa empati dan simpati yang mana hal tersebut merupakan aspek yang harus dimiliki untuk membangun dari daya tarik sosial. Personal branding yang dibangun juga bagian dari langkah membangun daya tarik sosial di dunia maya. Berdasarkan hal ini media sosial bermanfaat sebagai alat yang membantu individu dalam membangun daya  tarik  sosialnya  melalui  personal branding yang positif dan ekspresif dalam mengisi proses sosialisasinya.

Media sosial juga sebagai alat untuk membangun kegiatan berkelompok atau aktivitas berkelompok yang mengarah pada kegiatan positif yang bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Seperti contoh teman saya yang ingin mempromosikan komunitas volunteer yang ia ikuti saat ini agar semakin banyak dikenal dan banyak orang-orang yang tertarik untuk bergabung. Dari situ komunitas volunteer tersebut bekerja sama mendokumentasikan kegiatan-kegiatan volunteernya dengan adanya unsur estetika. Komunitas volunteer ini pun semakin semangat dalam menjalankan kegiatan volunteer dengan membangun kedekatan yang positif dan menyenangkan dengan lingkungan tempat mereka menjalankan tugasnya dan benar- benar bekerja secara sukarela dengan baik dan bertanggung jawab. Sehingga dokumentasi yang nantinya akan di unggah di media sosial dengan tujuan membangun branding komunitas volunteer ini benar- benar real tanpa pencitraan.

Interaksi yang terjadi di realita lingkungan dan virtual berbasis media sosial yang mereka kembangkan mampu membangun personal branding untuk tujuan kelompok yakni mempromosikan kegiatan dan memberikan pengruh positif serta membangun daya tarik sosial bagi kegiatan tersebut dan pada masing-masing anggotanya. Jawaban sub-judul. Ternyata kekuatan personal branding dapat mempermudah dalam membangun daya tarik sosial.

Personal branding di era digital

Sosialisai virtual saat ini sedang banyak dilakukan oleh generasi muda karena mereka sadar akan dampak positif mengembangkan daya tarik sosial melalui personal branding bagi kehidupan mereka Membangun daya tarik sosial bukanlah keharusan, tetapi dapat menjadi keunggulan dalam berbagai situasi sosial. Seseorang yang memiliki daya tarik sosial yang kuat dapat membawa banyak manfaat baik dalam kehidupan pribadi dan kehidupan profesional. Salah satu upaya membangun daya tarik sosial yang kuat yakni melalui personal branding di media sosial. Keterampilan personal branding menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan dan membuat dampak yang signifikan (Sanusi & Asbari, 2024)., Setiap individu memiliki ciri khas masing-masing di dalam dirinya yang mana ciri tersebut menjadi pembeda dengan individu lain dalam menunjukkan eksistensinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Chaplin (dalam Afrilia, 2018), eksistensi merupakan cara untuk menunjukkan keberadaan manusia, situasinya dalam dunia, kebebasan memilih tujuan hidup, serta berusaha memahami arti kehidupannya sendiri. personal branding dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan nilai jual seseorang. Yusanda et al., (2021) menjelaskan bahwa melalui teori milik Peter Montoya dalam bukunya yang berjudul “The Brand Called You: Create a Personal Brand That Wins Attention and Grows Your Business”. Terdapat tiga kunci utama untuk memenangkan personal branding, yakni clarity, specialization, dan consistency. Meski personal branding sudah ada sejak era-era sebelumnya, namun di era digital inilah personal branding menjadi hal yang begitu lumrah yang banyak dilakukan oleh orang- orang. Hal ini karena kemunculan internet dan aplikasi media sosial. Melalui internet dan aplikasi media sosial, siapa saja dapat dengan bebas menyebarkan, mengelola, dan memperoleh informasi dengan mudah. Dengan demikian, personal branding sebagai cara memperkuat daya tarik sosial seseorang, saat ini menjadi hal yang lumrah dan tidak bisa terbbantahakan.

Kebebasan membagikan, menerima, dan mengelola informasi di era digital sebagai bentuk personal branding yang berupaya menampilkan “diri ideal” agar terlihat baik oleh orang lain ini memiliki pengaruh atau dampak bagi individu yang melakukan personal branding. Seseorang yang berushaa membangun personal branding agar bisa memperkuat daya tarik sosial virtualnya akan membagikan hal-hal yang khas dari dirinya yang akan menunjang eksistensinya di dunia. Dari hal ini terlihat bahwa personal branding berkaitan erat dengan “menjaga image” atau nama baik dan kehormatan. Yang mana ternyata ini bisa membawa dampak kecemasan bagi individu yang melakukan personal branding. Bagi individu yang melakukan personal branding dapat merasakan Ketakutan dan kecemasan akan pandangan atau penilaian orang lain mendorong dan memaksa dirinya untuk tampil baik sehingga ia dapat lari dan terhindar dari kecemasannya (Soewandi & Wijanarko, 2021). Sehingga dalam konteks ini, personal branding juga membuat manusia merasakan ketakutan akan penilaian dan pandangan oralng lain dan ketakutan tidak diakui keberadaanya yang membuat manusia kehilangan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Personal branding memiliki efek positif maupun negatif, hal ini disesuaikan dengan intensi individu tersebut. Oleh karena itu, individu yang ingin melakukan personal branding perlu kesiapan diri dan membangun intensi yang tepat yakni yang positif terhadap tujuan personal brandingnya.

Membangun Personal branding untuk mengembangkan daya tarik sosial perlu dilakukan dengan bijak dan mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan era digital yang menghasilkan berbegai platform media sosial membuat manusia khususnya generasi muda bisa semkain bebas untuk mengekspresikan diri dan membangun personal branding. Mereka perlu membangun kesiapan mental akan komentar-komentar netizen yang tidak selalu baik, mereka juga perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Berkumpul dengan lingkungan positif dan orang-orang yang positif di dunia nyata juga sangat penting sebelum melangkah untuk membangun personal branding di media sosial. Karena kita perlu meningkatkan daya tarik sosial di lingkungan masyarakat sebelum terjun ke dunia virtual. Hal itu juga memiliki manfaat agar orang-orang di dunia nyata yang positif dapat membantu dalam menaikkan kepercayaan diri dan memberikan dorongan positif. Oleh karena itu, sikap bijak dalam memulai personal branding haruslah sangat matang untuk menghindari sisi negatif ataupun agar bisa menghadapi sisi negatif yang muncul secara bijak dan dewasa. Sehingga, daya tarik sosial menjadi dapat meningkat dengan baik ketika individu