Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep

Santri yang melanggar peraturan di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Sumenep merupakan santri yang tinggal lebih dari satu tahun. Ketika tahun pertama tinggal di pesantren santri masih fokus melakukan adaptasi di pesantren. Memasuki pergantian semester santri mulai dekat dengan kelompok-kelompok sosial yang ada di pesantren. Hal yang pasti akan terjadi dalam kelompok adalah kecenderungan dekat hanya dengan teman yang cocok saja, Kecenderungan ini akan memunculkan kelompok kecil dalam kelompok besar atau yang biasa disebut dengan geng, maka agar santri tidak hanya berteman dengan satu teman saja, maka diadakan rolling (pergantian kelompok) kamar agar santri juga berbaur dengan santri lain. Hal ini disamping untuk melatih kebersamaan dan membiasakan santri bersosialisasi dengan karakter yang berbeda-beda, juga untuk mencegah terjadinya penyimpangan peraturan pesantren yang sebagian besar disebabkan adanya pengaruh geng.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 204 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Motivasi belajar santri puteri diukur menggunakan angket dengan sekala model likert, skala yang digunakan diadaptasi dari jurnal internasional dan disesuaikan dengan fenomena yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengukur tingkat konformitas juga menggunakan  angket dengan sekala model likert berdasarkan aspek-aspek konformitas menurut Sears, aspek-aspek konformitas menurut sears adalah Kepercayaan terhadap kelompok, Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian sendiri, Rasa takut terhadap celaan sosial, Takut menjadi orang menyimpang dan  Ketaatan atau kepatuhan. Untuk mengetahui hubungan konformitas dengan motivasi belajar menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson.

Peneliti: Roziana Amalia

>>Simpan full paper