Psychostar: Ajang Kreativitas Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Peserta Psychostar berfoto bareng panitia mahasiswa Psikologi UIN Maliki Malang
Peserta Psychostar berfoto bareng panitia mahasiswa Psikologi UIN Maliki Malang

PsychoNews – Lembaga Semi Otonom (LSO) Tahfidz Qur’an Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang baru saja sukses menyelenggarakan kegiatan Psychostar yang terdiri dari, lomba Anak Berkebutuhan Khusus, Musabaqah Mahasiswa dan seminar parenting Nasional yang berfokus pada penyebarluasan wawasan pola pengasuhan pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari (3-4/12) bertempat di gedung C lt.3 dan gedung Fakultas Saintek lt. 4. Acara ini digelar sebagai upaya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Psychostar merupakan gelaran perdana LSO Tahfidz Qur’an Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang. Mengambil tema Bintang Untuk Anak Luar Biasaku, LSO Tahfidz Qur’an menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia untuk mengajak para Mahasiswa dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) se-Malang agar berpartisipasi dalam beragam lomba. Kegiatan ini juga menunjukkan betapa besar dukungan dari LSO Tahfidz Qur’an dalam upaya mewadahi potensi dan bakat anak berkebutuhan khusus sekaligus sebagai bentuk kepedulian, serta wujud empati dari LSO Tahfidz Qur’an Fakultas Psikologi UIN Malang, atas kemampuan para ABK yang tidak kalah dengan anak normal lainnya.

Terdapat beragam lomba yang diselenggarakan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan semuanya khusus pada kategori usia 5-8 tahun. Ada lomba bakat minat, lomba membaca surah pendek, lomba mewarnai kaligrafi, lomba menghafal surah pendek, dan lomba adzan. Sementara itu, untuk kategori mahasiswa LSO Tahfidz menantang para mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya pada lomba khutbah Jum’at yang mengusung tema, Internalisasi nilai-nilai Islam dalam mencegah penyalahgunaan Narkoba.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau children with Special Needs, ialah anak yang memiliki keterbatasan dari segi fisik, mental   dan sosial atau indranya mengalami kelainan tertentu sehingga untuk mengembangkan potensinya secara optimal memerlukan pendidikan khusus atau special education. Karakteristik ABK bermacam-macam dengan penyebutan yang sesuai dengan bagian dari diri anak yang mengalami hambatan baik yang didapati sejak lahir atau karena kecelakaan pada masa tumbuh kembangnya. Data dari Bank Dunia menunjukkan populasi ABK di seluruh dunia mencapai 10 persen, dimana 85% ABK diperkirakan berusia di bawah 15 tahun dan terdapat di banyak negara berkembang khususnya di Asia yang menyumbang lebih dari 2/3 populasi tersebut (Chamidah, 2010)

Kegiatan Psychostar ini memberikan kesan luar biasa, tidak hanya bagi panitia, namun bagi para peserta lomba, para dosen, maupun pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB). “Jumlah peserta yang ikut kurang lebih 50 orang. Kami juga mencari peserta, tapi dengan jumlah segitu di perdana sudah alhamdulillah” ujar Norma selaku sekertariat lomba. Euforia tidak hanya datang dari para pemenang lomba, namun seluruh anak berkebutuhan khusus yang mengikuti kegiatan Psychostar menunjukkan kebahagiaan mereka karena bisa menunjukkan penampilan terbaik dihadapan banyak orang. “Harapan saya anak-anak bisa tampil percaya diri meski dengan kekurangan dan keterbatasan yang dia miliki dan juga ini merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi saya bisa membawa anak-anak didik saya mengikuti beberapa lomba disini.” Ujar Eny salah satu pembimbing peserta Anak Berkebutuhan Khusus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Ida Ayu, Malang.

Di acara musabaqah beberapa ABK bahkan diminta unjuk kebolehan dengan penampilan tarian mereka. Salah satu ABK dengan sindrom down misalnya, ia berhasil membawakan tarian menthok, kemudian anak tuna grahita dengan luwes mampu menarikan tarian jaranan, ada pula anak tunanetra yang tampil mengaji dengan Al-Qur’an braille. Acara yang sukses terselenggara hingga pukul 11.00 WIB ini berhasil memberikan pembelajaran baru kepada kita bahwa, setiap anak adalah luar biasa dan mereka terlahir istimewa dengan keunikannya masing-masing.

Ssalah satu siswa berbakat yang memperoleh juara I diajang psychostar
Salah satu siswa berbakat yang memperoleh juara I diajang psychostar

Islam sendiri memandang bahwasannya anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak normal lainnya. Dalam Alquran disebutkan di surat  At-Tin ayat 4-6, yang dapat disarikan bahwa Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini dalam keadaan yang paling sempurna. Tidak ada istilah cacat di dalamnya, dan seseorang yang disebut cacat oleh masyarakat itu adalah juga sempurna. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kekhasannya masing-masing. Sudah jelas bahwa Islam tidak mengenal diskriminasi terhadap siapapun, termasuk pada ABK. Setiap manusia sama di hadapan Allah SWT dan pembedanya hanya amal perbuatan dan ketaqwaannya.

Arif selaku ketua pelaksana Psychostar juga menyampaikan pesan dan kesannya untuk LSO Tahfidz Qur’an Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, ”acara yang seperti ini seharusnya setiap tahun terus menerus diadakan. Sehingga sebagai mahasiswa psikologi kita menjadi tahu dan punya tempat untuk mengembangkan pendidikan bagi ABK. Kemudian, acara perdana ini memang masih banyak kekurangan, namun saya berharap kedepannya bisa lebih baik lagi, juga mendapatkan dukungan dari fakultas dan tetap berlanjut bahkan menjadi acara rutinan fakultas Psikologi UIN Maliki Malang karena ini untuk mahasiswa psikologi, fakultas, dan mereka anak-anak berkebutuhan khusus yang begitu luar biasa dan istimewa,” ujarnya ketika ditemui pada akhir acara Psychostar. (Red.Ms)

Penulis : Faizatur Rohmah

Editor  : Wahyu Riska EP

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Psychostar-Ajang-Kreativitas-Anak-Berkebutuhan-Khusus-ABK.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan Berita[/button]