Bulan Ramadhan, Bukan Sekedar Bulan Drama Islami

Bulan Ramadhan

PsychoNews – Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Aku percaya. Dalam sekejap mampu mengubah pola hidup umat muslim menjadi alim. Tidak ada yang tak mampu tersentuh dengan ramadhan shock sydrom ini. Shock sydrom? Iya. Kehidupan kita sekejam kaget dan latah tiap ramadhan datang. Suasana islami muncul sebagai budaya pop saat ini. Baju koko yang kerap disebut pakaian muslim ramai di buru para pencari berkah. Kurma sebagai menu berbuka puasa paling berfaedah menempati posisi terhits dari top ten tangga takjil setelah es buah, air putih, es pisang ijo, sop buah, es teh, es campur, es kelapa muda, sirup marjan dan urutan paling buncit nasi campur, khusus yang terakhir kalau buka puasanya jam 12 siang.

Orang-orang ramai ke masjid, tadarrus al Quran yang seperti kegiatan wajib, serta booking panti asuhan untuk buka puasa bersama menjadi hal yang selalu terjadi untuk menjadi ladang memproleh berkah ramadhan. Tetapi semakin akhir ramadhan masjid kembali sunyi, al Qur’an disusun rapi kembali di rak buku, dan panti asuhan kembali tak tersentuh. Jika selalu begitu, benarkah ramadhan berkah dalam hidup kita?

Kita menggadai keimanan dengan drama islami. Ramadhan hanya jadi tempat aji mumpung. Mumpung janji pahala yang didapat dari bulan suci ini berlipat maka kita gunakan untuk pencitraan kepada Tuhan. Buruk? Mungkin tidak. Baik? Entahlah. Aku coba berusaha mengingatkan diriku, bahwa Tuhan memberi cobaan kepada manusia dengan musibah dan bahagia. Cobaan musibah bisa kita artikan neraka, dan selama ramadhan kita seakan bisa melewatinya dengan ibadah yang lebih dari biasanya. Cobaan bahagia bisa kita sebutkan dengan surga, dan selama ramadhan apakah kita bisa melewatinya? Secara pribadi, aku akui sangat sulit.

Kita bisa jadi rajin ibadah selama ramadhan, agar memperoleh pahala yang banyak sehingga bisa dengan mudah melenggang ke surga. Tapi apakah drama islami yang kita lakukan di sepanjang bulan penuh berkah ini mengantarkan ke surga? Tiada yang tahu. Aku percaya surga milikNya dan diriNya bekerja dengan caraNya, bukan dengan hitung-hitungan logika kita. (Red. Ms)

Penulis : Muhammad Saiful Haq

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2016/07/Bulan-Ramadhan-Bukan-Sekedar-Bulan-Drama-Islami.pdf” rounded=”” size=”nonestyle” style=”nonestyle” target=”_blank”]Simpan Berita[/button]