Kunti Novitasari: Sejak SD, Catur Sudah Mencuri Hatiku!

Prestasi: Kontingen UIN Maliki Malang dari mahasiswa Psikologi menjuarai lomba catur
Prestasi: Kontingen UIN Maliki Malang dari mahasiswa Psikologi menjuarai lomba catur

PsychonewsPassion adalah suatu hal yang kita lakukan tanpa pernah merasa bosan. Passion merupakan kegiatan untuk mencapainya tidak jarang kita mengorbankan segala hal. Passion juga berupa sesuatu yang sangat kita sukai. Lantas, tidak berlebihan bukan jika passion diartikan sebagai jatuh cinta? Pasalnya, seperti perempuan kebanyakan yang ketika jatuh cinta merasakan ingin tahu semua hal tentang pujaan hati bahkan ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya. Kunti Novitasari pun begitu. Perempuan kelahiran 29 Oktober 1994 yang kini menempuh studinya di Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang semester VI ini, baru saja berbagi cerita tentang kisah “cinta”-nya melalui wawancara edisi Sosok bersama Reporter PsychoNews (08/05). Uniknya, perempuan yang akrab disapa Kunti ini bukan menceritakan lelaki idamannnya, melainkan mengenai permainan yang sejak dulu menjadi passion-nya, catur. Lantas apa hubungannya dengan cinta? Mari simak ulasan wawancara bersama Kunti yang mengakui bahwa catur sudah membuatnya jatuh cinta sejak SD.

Apa arti catur bagi Kunti?

Arti catur buatku, dia bukan hanya permainan. Tapi separuh dari hidupku ada di sana. Singkatnya, catur sudah mencuri hatiku, hehe. Berkat catur banyak hal yang bisa aku raih. Dalam catur juga seseorang diajarkan yang namanya memaknai sebuah kehidupan. Di dalamnya terdapat problem solving ketika dalam keadaan genting, bagaimana langkah yang akan kita ambil, setelahnya juga perlu yang namanya memikirkan resiko atas langkah apa yang telah kita ambil. Nah bukan hanya itu, bermain catur juga butuh ketelitian, kesabaran, dan juga dengan perasaan. Tanpa perasaan, seseorang tak kan menemukan apa arti dari sebuah kehidupan. Karena dalam catur siapa yang hidup maka dialah yang menang alias unggul.

Tanggung jawab apa yang Kunti rasa penting dalam bermain catur?

Hmm, tanggung jawab yang paling penting dalam catur adalah penjagaan. Bagaimana kita menjaga setiap bidak dalam tiap petaknya.

Mengapa Kunti masih aktif sebagai pemain catur, di tengah-tengah kesibukan kuliah semester VI yang begitu luar biasa padat?

Karena bermain catur menjadi salah satu passion-ku. Selain itu, karena dalam catur terdapat banyak rahasia, makanya (aku) jadi tertarik untuk terus bermain. Rahasia itu seperti usaha seseorang dalam mempertahankan diri, keagresifan seseorang, keuletan, kesabaran dalam melangkah, menyusun serangan, dan juga kecintaan kamu pada orang-orang terdekat bisa dilihat dari cara kamu bermain catur.

Prestasi yang sudah diraih selama ini sebagai pemain catur apa sih, Kun?

Alhamdulillah sejauh ini Yu, (aku) sudah juara I Catur Putri tingkat MI se-Kabupaten Mojokerto, juara I Catur Putri tingkat MTSN se-Kabupaten Mojokerto, Juara I Catur Putri tingkat MAN se-Kabupaten Mojokerto, Peringkat IV dan V Catur Putri tingkat MTS dan MAN se-Jawa Timur. Kemudian, baru-baru ini bertanding pada 3 dan 4 Mei 2016 di Jember dan berhasil meraih juara III Catur Putri Se-Jawa dan Madura dalam IPPBMM VI.

Apa sih yang sebenarnya Kunti cari dalam mengikuti berbagai lomba tersebut?

Tantangan. Aku adalah pribadi yang suka menghadapi tekanan yang berbeda di setiap keadaan. Karena permainan catur itu langkahnya tidak pasti, dimana (kita) harus selalu siap dalam menghadapi lawan dan berusaha membaca pola pergerakan mainnya. Makanya aku selalu semangat ikut lomba catur, biar dapat pengalaman lebih dan bisa tambah ilmu. Selain itu, motivasi aku bermain catur juga karena kondisi psikologis seseorang bisa dilihat dari bagaimana dia bermain catur. Terakhir, berkat catur aku bisa membahagiakan orang tuaku, mendapat beasiswa, juga ketenaran. Tapi, membahagiakan orang tua dengan sebuah bakat yang berbeda dari yang lain menjadikan aku istimewa di hadapan orang tuaku.

Selama menggeluti dunia catur, apa pengalaman paling tidak terlupakan bagi Kunti?

Dulu banget, aku masih ingat pada tahun 2005 pengen beli catur. Waktu itu, aku hanya punya uang Rp. 17.000 padahal harga catur kan Rp. 22.000. Akhirnya ditambahin sama abang sepupuku. Catur itu yang pertama kali aku pakai buat lomba dan saat itu juga aku ingat pertama kali aku dimarahin sama orang tua. Aku ditentang main catur karena catur identitik dengan anak laki-laki, cewek katanya gak pantas main catur. Tapi aku tetap main catur sampai selesai lomba alhamdulillah aku juara tapi masih ditentang tuh sama orang tua. Saat masuk MTs baru dapat beasiswa karena catur. Alhamdulillah, di situ baru orang tua mengizinkan aku main catur.

Apa impian Kunti ke depan mengenai catur dan kuliah?

Semoga aku bisa bermain catur sampai kapanpun. Jujur, selama kuliah justru aku jarang bermain catur, Yu. Beda ketika dulu di rumah, banyak yang ngajak latihan. Di sini kami masih mau berjuang bikin komunitas catur UIN Malang biar bisa latihan secara profesional. Kemudian semoga di PIONIR tahun depan yang Insya Allah diadakan di Aceh, aku bisa jadi salah satu delegasinya. Menjadi juara dan punya medali itu memang penting, tapi punya pengalaman yang bisa diceritakan ke anak cucu nanti jauh lebih berharga. Untuk kuliah semoga aku bisa lanjut S2 dan semoga ilmuku bisa bermanfaat untuk orang lain.

Reportase : Wahyu Riska Elsa Pratiwi

Editor          : Sofia Musyarrafah

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Catur-Kunti-Novitasari.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”steel” target=”_blank”]Simpan Berita[/button]