Oleh : Fahira Aliffianto
Kasus korupsi timah oleh seorang pengusaha dan crazy rich Indonesia menimbulkan perbincangan di dunia maya oleh netizen. Saat ini social media mudah dijangkau oleh siapa saja dan dimana saja. Netizen sebagai konsumen dari masuknya berita di media sosial menimbulkan pemahaman yang berbeda pada setiap orang. Mereka tidak hanya sekadar mengonsumsi konten, tetapi juga menjadi penggerak tren, kritikus, dan bahkan produsen konten dalam beberapa kasus. Sebagai konsumen, netizen memiliki kemampuan untuk memengaruhi reputasi merek, mempercepat penyebaran informasi, dan membentuk budaya digital yang khas. Perlu diingat bahwa netizen sebagai konsumen juga pengguna media social perlu mengkritisi dan memahami berita yang diserap Banyaknya berita yang masuk dari berbagai platform di media social menjadikan netizen mudah untuk menyerap informasi dari mana saja.
Pemahaman yang salah dapat menimbulkan efek tidak baik dalam penggunaan social media. Perlu diingat bahwa dalam kehidupan memilki norma dan etika baik itu di dunia nyata ataau di dunia maya Ketika netizen salah memahami suatu informasi dan kemudian membagikannya di media sosial tanpa verifikasi, hal tersebut dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak benar secara massal. Ini dapat menciptakan kebingungan, ketidakpercayaan, dan bahkan kepanikan di masyarakat. Selain itu,pemahaman yang salah juga dapat mengarah pada penilaian yang tidak adil terhadap individu atau kelompok tertentu, bahkan bisa memicu penindasan atau perundungan daring. Perlu diperhatikan bahwa norrma dan etika menjadi pedoman dalam menggunakan social media sehingga tidak menimbulkan efek negative.
Identitas seseorang dapat menimbulkan kesalah pahaman
Kemiripan nama menimbulkan kekeliruan hingga pemahaman yang salah. Fenomena ini membuktikan bahwa seseorang harus cermat dalam menyikapi suatu hal. Kemiripan nama seringkali menjadi sumber kekeliruan dan kesalahpahaman yang dapat memiliki dampak yang signifikan. Ketika dua entitas atau individu memiliki nama yang mirip atau bahkan identik, terutama dalam konteks media sosial atau platform daring, hal ini dapat menyebabkan kebingungan di antara pengguna dan netizen. Kesalahan identifikasi ini dapat menyebabkan orang salah menilai atau menyalahkan orang yang tidak bersalah atas suatu peristiwa atau tindakan. penting bagi individu untuk melakukan klarifikasi yang jelas dan segera untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan. Demikian pula, pengguna media sosial harus berhati-hati dan teliti dalam memverifikasi informasi sebelum membuat asumsi atau menarik kesimpulan berdasarkan nama yang mirip. Pentingnya pengguna sosial media berhati hati dan teliti sebelum membuat asumsi agar tidak terjadi kekeliruan.Unggahan sosical media sebagai ciri khas pribadi seseorang. Era digital seperti sekarang mempermudah seseorang untuk mencari tahu informasi yang ingin dicari. Seperti halnya informasi mengenai orang yang disayang atau influencer untuk mencari tahu hal yang disukai sebagai ciri khas orang tersebut. Unggahan seperti foto atau video yang dapat mengekspresikan kepribadian, minat, dan pengalaman mereka kepada dunia secara luas. Unggahan tersebut sering kali mencerminkan nilai-nilai, aspirasi, dan gaya hidup individu, yang dapat mencakup segala hal mulai dari kegiatan sehari-hari hingga pandangan politik dan sosial. Namun , tidak menjamin bahwa unggahan tersebut memberikan gambaran yang di rekayasa ataupun tidak sesuai fakta. Nampaknya , dari pemaparan di atas unggahan social media dapat di rekayasa untuk melabeli seseorang sesuai dengan apa yang di unggah.
Pengguna social media berpengaruh pada viral tidaknya kasus tertentu. Seperti platform twitter atau tiktok yang memakai hastag 271 triliun. Kekuatan netizen dalam menggunakan social media memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan apakah suatu kasus akan menjadi viral atau tidak di media sosial. Ketika netizen merespons suatu peristiwa atau konten dengan kuat, mereka dapat secara langsung mempengaruhi seberapa cepat dan seberapa luas informasi tersebar. Seperti yang terjadi pada platform twiter pada fitur pencarian hastag 271 triliun menjadi hot news. Selain itu, kekuatan netizen dalam memicu viralitas juga terkait dengan bagaimana mereka merespons atau merespons suatu kasus. Jika respon netizen sangat emosional atau kontroversial, hal tersebut dapat menarik perhatian lebih banyak orang dan mempercepat penyebaran informasi. Respon netizen dalam memanfaatkan social media sehingga informasi tertentu menjadi viral.
Perilaku Netizen dalam Memahami Informasai Dari Media.
Ketika ada informasi yang menjadi perbincangan Masyarakat , Netizen cenderung menyampaikan argument tanpa fakta yang jelas merujuk pada konsep teori kognisi sosial. Ketika suatu informasi menjadi perbincangan di kalangan masyarakat netizen, fenomena ini sering kali mencerminkan pola perilaku yang menarik dalam ilmu psikologi sosial. Dalam konteks media sosial, hal ini dapat terlihat ketika netizen menyampaikan argumentasi yang sejalan dengan opini mayoritas atau tren yang sedang berlangsung. Teori kognitif sosial menyoroti peran penting pengaruh model, di mana individu belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Bandura menekankan bahwa proses pengamatan dan peniruan ini tidak hanya terjadi secara pasif, tetapi juga melibatkan proses kognitif seperti perencanaan, evaluasi, dan motivasi. Argumen tanpa fakta yang jelas merupakan awal terjadinya kesalahan peniruan yang bisa dilakukan oleh orang lain.
Perilaku negative netizen menimbulkan efek positif bagi salah satu korban penyerangan di platform social media. Menurut teori belajar sosial , perilaku negative merupakan adanya keslahan dalam peniruan sehingga menimbulkan ketidaksesuaian (Bucher, 2004). Sedangkan , Efek positif dalam psikologi sosial merupakan pengaruh yang membangun kebiasaan positif pula. Efektif juga dapat berkaitan dengan teori kognisi sosial, yang mencakup bagaimana individu mempersepsi, mengingat, dan menginterpretasi informasi meniru perilaku orang lain merupakan awal munculnya perilaku negative.
Pengguna sosial media perlu pemahaman secara cermat dalam menyikapai sumber informasi yang didapat. Unutk mencegah kesalah pahaman dan kekeliruan baiknya , Masyarakat perlu selektif tanpa harus terpengaruh dengan pernyataan yang di paparkan olah orang lain sehingga tidak menimbulkan kerugian. Melalui fenomena ini kita dapat belajar dan mampu mengkritisi lebih baik informasi yang didapat. Tidak hanya mengikuti tren atau asumsi orang lain.