Psikologi UIN Maliki Wujudkan Pendamping PKH Miliki Muatan Psikologis

Pendampingan Psikologi PKH Jawa Timur

PsychoNews – Dalam rangka meningkatkan kualitas pendamping program keluarga Harapan (PKH) yang dilakukan oleh dinas sosial Kota Malang, rabu (18/2) Fakultas psikologi UIN Maliki Malang Perhatikan Tenaga Pendamping PKH untuk memberikan pelatihan. Pelatihan ini merupakan upaya dari fakultas psikologi dalam meningkatkan kapasitas parakonselor dalam memberikan dampingan pada kelompok penerima bantuan yang telah di inisiasi pemerintah melalui Kemensos.

Ketua UPPKH dalam sambutannya menjelaskan bahwa selain memberikan bantuan tunai untuk kesehatan dan pendampingan, pendamping juga diharuskan memberikan pendampingan psikologis. “pemberian bantuan tunai hanya akan memberikan efek jangka pendek, namun pendampingan psikologis akan memberikan efek yang lebih baik, karena itu saya harap pendamping mengikutinya dengan serius” ungkapnya. Agung selaku perwakilan Fakultas Pikologi UIN Maliki mengamini sambutan UPPKH “memang efek dari bantuan tunai akan membantu penenerima secara materi, namun selayaknya pendampingan psikologi diperlukan untuk merubah mindset mereka“ ujarnya.

Dalam pelatihan yang hanya berlangsung satu hari ini tidak tanggung-tanggung, tim fakultas psikologi menyorot secara komprehensif dalam melakukan pendampingan psikologis kepada penerima PKH. Pelatihan ini diawali dengan melakukan brainstrorming untuk mengurai benang kusut tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh para pendamping dilapangan. Assesment pun juga turut dilakukan oleh trainer dari Psikologi UIN Maliki. Kemudian materi dilanjutkan dengan memahami kondisi psikologis anak dampingan, memahami kondisi psikologis orang tua (penerima bantuan), dan membangun komunikasi yang baik dengan para dampingan.

Harapan yang ingin dicapai dengan adanya pelatihan ini pendamping PKH semakin kaya akan pengetahuan dalam memberikan dampingan kepada penerima, sehingga nantinya keluarga dampingan akan menjadi keluarga yang mandiri sesuai dengan harapan. Seperti halnya makna “Revolusi Mental” yang sering di gaungkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa rakyat Indonesia harus berubah dengan memperbaiki perilaku yang selama ini telah lama mulai memudar. Orisinalitas karakter Bangsa ini terletak pada rakyatnya yang santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Selain itu ciri kemandirian dan berswasembada merupakan modal awal semua rakyat Indonesia yang harus dikembangkan, bukan semakin memudar. (Red.Af/Ms)

>>Simpan Berita