Psikologi Berikan Konseling Penerima Bantuan LAZIS Sabillilah Kota Malang

Lazis Sabillilah
Dr. Moh. Mahpur, M.Si saat Memberikan Penyuluhan Konseling di Masjid Sabillilah Malang (10/4)

PsychoNews – Setelah penandatanganan MoU Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang dengan Lazis Sabillilah kota Malang, kini Psikologi memiliki tanggung jawab baru dengan memberikan pendampingan konseling kepada para penerima bantuan baik kepada orangtua maupun anak-anak (10/4). Bentuk pendampingan ini diberikan oleh dosen dan voolunter mahasiswa psikologi dengan memberikan layanan konseling kepada penerima bantuan dari Lazis Sabilillah kota Malang.

Kegiatan rutin bulanan yang di agendakan setiap tanggal 10 ini dilaksanakan di masjid Sabilillah Blimbing kota Malang. Para penerima bantuan ini tidak cukup jika hanya dibantu dalam wujud materi. Akan tetapi pendekatan melalui pemberian bantuan psikologis untuk menumbuhkan motivasi mandiri dan rasa kepercayaan diri bagi penerima bantuan juga harus diberikan untuk merubah mindset mereka.

Mohammad Mahpur, selaku Wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama menerangkan bahwa tujuan dari pemberian konseling ini ialah “untuk meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan dan untuk membantu mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan mandiri”. Lebih lanjut, ketika proses konseling berlangsung saya (reporter) dan empat mahasiswa psikologi lainnya memberikan konseling kepada anak-anak penerima bantuan Lazis dengan dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain: kelompok siswa SD, kelompok siswa SMP dan kelompok siswa SMA. Sedangkan bagi dosen memberikan penyuluhan konseling kepada para orang tua penerima bantuan dengan dibagi 5 kelompok.

Perlu dipahami, konseling sebagai wujud penyuluhan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang konselor atau pembimbing kepada individu yang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).

Konseling yang diberikan kepada penerima bantuan Lazis Sabilillah diawalai dengan penyampaian keluh kesah dan masalah yang mereka alami. Bagi anak-anak diberikan berbagai pendekatan seperti memberikan permainan maupun pemberian motivasi kepada mereka dalam menggapai sukses belajar dan UN. Pemberian motivasi ini berupa motivasi dalam peningkatan rasa kepercayaan diri dan mengarahkan anak-anak untuk meraih cita-citanya. “dengan adanya konseling ini membantu kami untuk sedikit merubah diri kami untuk maju” ujar seorang anak penerima bantuan dari Lazis tersebut. (red. AiF/Ms)

Reportase: Fauza Norhidayah

>>Simpan Berita