Penulis Muda Kenalkan Budaya Indonesia Melalui Siaran Gubuk Kampus

Koordinator Penulis Muda Sedang Live Interview di Studio Radio Simfoni FM
Koordinator Penulis Muda Sedang Live Interview di Studio Radio Simfoni FM

PsychoNews – Era tahun 2016 memang sudah berada di genggaman para pelaku komunitas. Hampir di seluruh aspek kehidupan baik dari sisi sosial, ekonomi, politik, pendidikan, agama selalu saja terdapat komunitas tertentu yang berusaha memperjuangkan tujuan-tujuan positifnya dan melalukan banyak terobosan baru untuk membangun kelompoknya. Begitupula yang dilakukan oleh Komunitas Penulis Muda Antropologi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang. Pada sabtu (12/03/16) perwakilan Komunitas Penulis Muda Antropologi ini diundang oleh radio kampus UIN Malang yaitu, Simfoni FM untuk memperkenalkan komunitasnya melalui program siaran bertajuk Gubuk Kampus. Hal ini tentu menjadi kebangga sendiri oleh komunitas yang baru saja berdiri secara resmi.

Komunitas ini awalnya hadir karena tuntutan tugas dari mata kuliah di semester 2 pada tahun 2014, yaitu Antropologi. Dimana mahasiswa fakultas psikologi wajib untuk menyelesaikan satu judul mini journal yang bertemakan budaya dalam lingkungan kehidupannya. Budaya yang diangkat bisa budaya kontemporer (budaya masa kini yakni sudah bercampur dengan arus globalisasi) juga budaya tradisional (budaya yang mengakar pada diri bangsa Indonesia dan sudah dipertahankan sejak zaman nenek moyang). Usaha mengenali, memahami dan menumbuhkan niat meneliti secara serius tentunya diharapkan oleh para dosen pengampu mata kuliah Antropologi ini yakni Yahya, Ahmad Mukhlis serta Anwar Fuadi. Setelah mini journal ini selesai lewat beberapa rangkaian seleksi terpilihlah 20 Judul yang mendapatkan kesempatan untuk tulisannya diterbitkan menjadi buku yang disponsori Fakultas Psikologi UIN Malang. 20 pemuda inilah yang pada akhirnya berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik dengan merevisi kembali tulisannya agar layak cetak. Wahyu Riska E.P menjelaskan dalam siaran Gubuk Kampus bahwa “fokus dari Penulis Muda Antropologi adalah menulis penelitian untuk bisa diterbitkan dalam buku dan Jurnal terkait antropologi.”

Dalam proses cetak buku berjudul MOZAIK para penulis muda antropologi ini terus mengembangkan dirinya yang dilakukan dengan terus melatih diri dalam menulis. Melalui media blog bernama KOMPASIANA para penulis muda antropologi banyak menuliskan teman-tema terkait Antropologi dan Psikologi. Hingga pada November 2014 perwakilan Penulis Muda Antropologi berangkat dalam event KOMPASIANA: Aksi Muda Untuk Indonesia di TMII Jakarta mengajak mahasiswa lainnya untuk lebih produktif dalam menulis kedepannya.

KompasianavalPada tahun 2016 awal akhirnya MOZAIK lahir di dunia. MOZAIK sendiri diambil sebagai judul karena isi dari bukunya sendiri merupakan representasi atas beragamnya budaya dari suku bangsa Indonesia. Menariknya kepingan puzzle budaya ini disajikan apik dalam MOZAIK dengan Bahasa yang sederhana dan tetap mempertahankan kaidah penulisan ilmiah jadi buku MOZAIK ini siap untuk dibaca oleh para mahasiswa yang akan mengampu mata kuliah antropologi kedepannya, akademisi, budayawan, dan juga masyarakat umum.

Karya MOZAIK bukanlah hal yang mudah bagi para penulis muda Antropologi yang dulu masih berstatus mahasiswa semester 2 Aliefia Rizki menjelaskan dalam siaran Gubuk Kampus bahwa “Kita turun langsung ke lapangan dan itu perlu kemampuan untuk membangun komunikasi yang baik dengan para subjek. Di buku Mozaik itu saya menulis tentang budaya Kontemperor. Saya menulis tentang penggunaan Online Shop di kalangan masyarakat Malang. Saya langsung ikut menjadi partisipan dari pengguna layanan Online Shop, terjun langsung ke lapangan padahal sebelumnya tidak pernah menjadi pengguna Online Shop”.

Seiring berjalannya waktu para penulis muda ini sadar bahwa Antropologi bukanlah sekedar mata kuliah biasa. Antropologi adalah jalan bagi para pemuda untuk “merayakan budaya menulis mengenalkan budaya Indonesia”. Beberapa judul yang memang dalam Buku MOZAIK berusaha mengangkat warisan budaya dari para generasi kita di masa lampau. Seperti judul Barong Ider Bumi di Banyuwangi karya Slamet, Permainan Anak-Anak dari Masa Ke Masa karya Jam’iyatus Sholichah, Makna Tembang Lingsir Wengi menurut masyarakat Jawa karya Annisafitri N.S juga banyak kajian-kajian dalam tulisan ini yang menjelaskan bahwa budaya harus terus dibagikan. Melalui penelitian ini penulis muda antropologi semakin memahami bahwa jikalau ada nilai-nilai penting yang perlu dipertahankan itu ialah budaya yang mengakar dalam diri masyarakat kita di masa lalu dan menulis adalah bagian dari mempertahankan dan mengenalkan budaya itu kepada masyarakat generasi selanjutnya sebagaimana dijelaskan dalam (Samovar., et.al, 2010, p. 44) “Budaya adalah pewarisan sosial yang mengandung pandangan yang sudah dikembangkan jauh sebelum kita lahir. Masyarakat kita, misalnya memiliki sejarah yang melampaui kehidupan seseorang, pandangan yang berkemabnag sepanjang waktu yang diajarkan pada setiap generasi dan kebenaran dilabuhkan dalam interaksi manusia jauh sebelum mereka meninggal”. Karena sebagaimana kita pahami justru dunia luar yang membanggakan dan mengenalkan budaya kita. Padahal mempromosikan dan menjaga warisan khasanah budaya Indonesia adalah tugas kita bersama.

Selanjutnya budaya juga bersifat dinamis sehingga masyarakat kita tentu akan menghadapi tantangan dari pengaruh kuat globalisasi dan tuntutan teknologi baru. Sebagai akibatnya budaya berubah dan berkembang dari waktu ke waktu sehingga beberapa judul dalam buku MOZAIK seperti Fenomene Selfie karya Ari Iswahyudi, Korean Style karya Khasdyah Dwi, dan Alay: Sebuah Tinjauan Sosiopsikologis karya Haniam Mariam semoga mampu memberikan pemahaman pada pembaca bahwa masyarakat kita perlu bijak dan cerdas dalam menyikapi dan mengadaptasi unsur-unsur dari luar. Jangan sampai niat menghargai budaya lain justru menyebabkan runtuhnya nilai dan kepercayaan yang ada pada masyarakat kita.

Wanti Zulardy menyatakan dalam Interview bersama Simfoni FM bahwa kedepannya Penulis Muda Antropologi akan berfokus untuk meningkatkan minat dan karya penelitian terkait Antropologi di kalangan mahasiswa fakultas Psikologi UIN Malang. Oleh karenanya pada tanggal 20 Maret 2016 Penulis Muda Antropologi akan menggelar acara seminar dengan tema Mozaik Of Our Culture yang akan dihadiri oleh seluruh mahasiswa fakultas psikologi UIN Malang semester 2 yang tengah mengampu mata kuliah antropologi.

Dalam seminar yang akan diselenggarakan di Gedung Saintek Lantai 4 penulis muda antropologi akan melakukan launching buku dan bedah buku MOZAIK bersama dosen-dosen mata kuliah antropologi, juga akan ada materi terkait antropologi di bidang Psikologi serta metode penulisan penelitian yang baik. Seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan pada seluruh peserta agar siap dalam melaksanakan penelitian di bidang antropologi-psikologi, ditambah lagi bimbingan secara intensif akan diberikan secara cuma-cuma oleh komunitas ini pada mahasiswa semester 2 yang sudah terdaftar sebagai partisipan seminar untuk berdiskusi terkait progress penelitian antropologi mereka kedepannya. Hal ini agar penulis muda antropologi yang terpilih ditahun ini bisa menghasilkan karya yang jauh lebih baik lagi dibanding sebelumnya (baca:MOZAIK) bahkan lolos karyanya pada jurnal internasional dengan tema antropologi, serta melanjutkan perjuangan komunitas penulis muda antropologi angkatan pertama ini untuk mengkaji budaya Indonesia lewat ilmu antropologi dan psikologi serta lebih aware dengan unsur budaya luar yang menyapa masyarakat Indonesia. (Red. Ms)

Reporter: Wahyu Riska Elsa Pratiwi

Referensi: Samovar, Larry, A., Porter, Richard E., McDaniel, Edwin R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta:Salemba Humanika

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Penulis-Muda-Kenalkan-Budaya-Indonesia-Melalui-Siaran-Gubuk-Kampus.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan Berita[/button]