Mahasiswa Psikologi Sumbang Karya Sastra “Tuhan Cinta Wanita”

Pengarang Tuhan Cinta Wanita

PsychoNews – Fakultas Psikologi UIN Maliki memang layak diacungi jempol. Selain telah mulai membangun kerjasama dengan berbagai jaringan baik dari dalam dan luar negeri, Fakultas yang satu ini telah berhasil melahirkan banyak karya dari para mahasiswanya. Bahkan, bukan hanya dibidang sains murni Psikologi, ada juga yang bernilai sastra. Salah satunya adalah buku terbitan Harfeey Press Jogjakarta. Hasil karya kolaborasi dari ketiga mahasiswa yang salah satunya adalah mahasiswa Psikologi ini adalah buku antologi puisi yang kini pun telah habis terjual.

Tuhan Cinta Wanita, begitulah judulnya. Judul yang tampaknya memberi makna diskriminatif pada kaum adam. Tapi, ternyata bukan demikian maksudnya. Fajri, Dita, dan Queen, tokoh dibalik munculnya karya tersebut memberikan penjelasan kepada reporter Psychonews beberapa waktu lalu (9/9).

Membuka percakapan, Fajri menjelaskan alasannya mengangkat tema antologi puisi itu. “Kami mengambil tema itu karena fenomena mengenai Tuhan, Cinta, dan Wanita tampaknya selalu menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh banyak bibir dan dituliskan oleh banyak penyair”, ungkapnya. Fajri dan Dita yang merupakan mahasiswa Fakultas Humaniora menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan kumpulan puisi yang telah dibuat sejak beberapa tahun lalu. “Kami punya inisiatif itu karena ingin punya karya yang beda dari yang lain, banyak yang sudah menerbitkan buku novel, cerpen, tapi jarang yang menerbitkan buku kumpulan puisi,” ungkap Dita.

Queen, mahasiswa Fakultas Psikologi yang juga turut menyumbangkan idenya dalam buku tersebut menambahkan bahwa puisi-puisi tersebut merupakan cerminan wujud kondisi psikologis ketika mengalami sebuah cerita dalam kehidupan. “Ada kalanya kita merasa sedih, sendiri, jatuh cinta, kagum, termotivasi, itu kami tuangkan dalam bentuk puisi, karena uniknya puisi adalah bisa jadi ketika orang lain membacanya, dia belum tentu memahami maknanya,” imbuhnya. Membenarkan hal tersebut, Dita menambahkan tidak ada salahnya hobi bisa menjadi karya, walaupun itu hanya menjadi sesuatu yang sederhana.

Queen mengatakan bahwa buku antologi puisi TCW ini mengandung makna motivasi, terutama bagi perempuan. “Karya ini untuk mengingatkan kita semua, bahwa dalam kondisi dan keadaan apapun, Tuhan selalu ada untuk kita. Bahwa nikmat Allah sungguh luar biasa untuk kita syukuri,” katanya.

Masalah ketuhanan yang kadang salah ditafsirkan, masalah cinta yang hakikatnya sering tidak dipahami. Masalah mengenai wanita yang acap kali diperdebatkan menjadikan penulis ingin mengungkapkan perasaan secara jujur, gamblang ke dalam sebuah karya yang akhirnya diberi judul Tuhan Cinta Wanita. Karya yang berisi barisan kata dan kumpulan tanda penuh kesyukuran ini menjadi pengaduan, doa, harapan, cinta, dan pengakuan fitrah jati diri manusia sebagai seorang hamba yang lemah, yang terkadang bingung bagaimana cara menghamba dan mencintai Tuhannya, yang kadang masih buta mengenai hakikat cinta yang sebenarnya. Begitulah kesimpulannya yang disampaikan oleh ketiga penulis.

Dalam Islam, pepatah mengatakan “Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu” yang berarti bahwa “Barangsiapa mengenal jiwanya sendiri, maka dia akan mengenal Tuhannya”. Maksud dari pepatah tersebut adalah siapapun yang menyadari betapa kecil dan lemahnya dirinya, dan menyadari kekurangan dan kelebihan dirinya, maka dia akan menyadari pula betapa besar penguasa dirinya, dan betapa besar rahmat Tuhan yang diberikan padanya.

“Kami menyadari, siapapun berhak mencintai wanita, bahkan Tuhan. Tuhan berjanji akan mencintai hamba-hamba-Nya yang taat. Jadi wanita juga berhak dicintai Tuhan. Kenapa kaum adam harus cemburu pada Tuhan sedangkan Tuhan telah menjadikannya terhormat. Janji Tuhan untuk mencintai wanita takkan bisa terwujud jika wanita tak memuliakan pria, tak membantunya dalam urusan agama, jika wanita tak mau berbakti dan taat padanya sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga,” pungkas Fajri.

Ketiga penulis berharap karya tersebut dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang membaca. “Kami hanya berharap buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terlebih lagi untuk memotivasi, dan menyadarkan pembaca tentang makna hidup yang sebenarnya,” ungkap Dita.

“Untuk berkarya tak perlu malu, sekalipun kecil dan sederhana, namanya tetap ‘karya’, itulah yang mahal dari proses pembelajaran yang telah kita lalui selama bertahan-tahun. Khususnya, pembelajaran tentang kehidupan yang bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya,” tutur Queen memotivasi sambil tersenyum menutup perbincangan.

Reportase : rahma

>> Langgan Berita