MABA Psikologi 2017 Jangan Hanya Jadi Mahasiswa Kupu-kupu

PsychoNews – Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus Fakultas Psikologi (PBAK F-Psi) kembali diadakan untuk yang kesekian kalinya dalam rangka menyambut mahasiswa baru (maba) fakultas Psikologi tahun 2017. Acara yang berlangsung dua hari sejak (17-18/08) ini diusung cukup berbeda dibandingkan tahun lalu. Tidak hanya dari segi tema, pada PBAK tahun ini pihak DEMA menggunakan cara baru untuk mengenalkan Lembaga Semin Otonom (LSO) dan komunitas yang ada di Fakultas Psikologi UIN Maliki melalui aktivitas tanya-jawab oleh para peserta kepada anggota LSO dan komunitas yang berada di area stand-stand yang sudah disiapkan tim DEMA. Para peserta dibebaskan untuk berkeliling melihat produk dan mendengarkan pemaparan dari anggota komunitas dan LSO di bagian stand pengenalan LSO dan komunitas. Setelah puas dengan pengetahuan yang didapatkan seputar LSO dan komunitas, para peserta meminta tanda tangan penjaga stand LSO atau komunitas yang bersangkutan.

Konsep acara PBAK yang mengusung tema “Metamorfosa Untuk Esok yang Lebih Cerah” merepresentasikan adanya perubahan signifikan dari diri para MABA yang sebelumnya siswa kini telah menyandang gelar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang. Bila ditelisik, metamorfosa berasal dari kata methamorphoo yang berarti “saya berubah”. Jika didalami lagi, asal kata ini berasal dari ‘change’ atau yang bisa diartikan suatu perubahan. Ini merupakan suatu harapan civitas akademik kepada para mahasiswa baru agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk menjadi mahasiswa yang sukses di masa depan.

Pada hari pertama acara PBAK F-Psi, para jajaran civitas akademik fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mulai dari pihak dekanat, dosen-dosen bahkan karyawan-karyawan diundang. Hal ini sangat penting agar para maba mampu mengenali dan tidak malu untuk berinteraksi dnegan pihak-pihak yang akan mereka kerap temui di fakultas. Dalam pembukaan acara PBAK F-Psi ini, kehadiran Dekan Fakutas Psikologi UIN Malang Dr. Siti Mahmudah, M.Si (dekan baru periode 2017-2021) menambah semangat para pelaksana kegiatan dan memicu motivasi untuk para maba. Dekan berpesan kepada mahasiswa baru agar tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu. “Nanti jika menjadi mahasiswa haruslah aktif, jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu yaitu kuliah pulang, kuliah pulang saja”. Sambutan ini dilakukan di depan seluruh keluarga besar fakultas Psikologi.

Pada hari kedua, para peserta pun tidak kalah antusiasnya seperti hari pertama. Terlebih lagi, dengan dihadirkannya pemateri yang juga alumni dari fakultas Psikologi UIN Malang yang merupakan Kepala Jurusan Psikologi UIN Jakart, Ani Rufaida. Beliau berbicara tentang apa saja kelebihan dan kekurangan saat menjadi mahasiswa Psikologi pada masanya. Selain itu, proses adaptasi juga sangat ditekankan kepada para mahasiswa baru. Banyak cara unik yang dilakukan agar semangat dari para peserta tetap berkobar. Hiburan-hiburan dan ice breaking tak lupa diberikan di sela-sela materi agar peserta tidak lelah mendengarkan. Selain itu, tidak kadang panitia juga membangunkan peserta yang ketiduran saat kegiatan berlangsung. “Yang berkesan bagi saya pribadi adalah panitia-panitianya yang kompak dan berkerja sama dengan baik “, ujar Saktya sebagai Gubernur Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi (DEMA F-Psi). Selain itu, Dika juga mengapresiasi kerja keras para panitia, “Kinerja panitia Alhamdulillah baik. Semangat mereka besar yang membuat acara ini sukses. Tanpa mereka acara ini tidak bisa terencana dengan baik “, ujar Dika selaku ketua pelaksana.

Dalam hal ini, kesiapan peserta dalam menghadapi lingkungan mahasiswa sangatlah penting. Hal itulah yang menjadi perhatian bagi para panitia. “Kalo dalam menghadapi lingkungan, namanya masih maba pastinya membutuhkan adaptasi yang lebih, gak ada yang 100% siap, karena namanya kondisi lingkungan sekarang berubahnya cepat seperti jalannya sebuah informasi. Bagi Saya yang melihat kondisi maba 2017 ini masih banyak membutuhkan bimbingan dan arahan dari teman-teman Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) maupun dosen yang bersangkutan dari pihak fakultas “ ujar, Saktya.

Banyak pesan-pesan bagi mahasiswa lama untuk mahasiswa baru, tak terlebih bagi panitia yang lebih banyak mengenal mahasiswa baru. “Alhamdulillah lancar, berjalan dengan lancar, tinggal kita jalani follow up-nya aja “, ujar Johan, selaku perwakilan sie acara. Selain itu, Gubernur DEMA F-Psi juga berpesan kepada para mahasiswa baru, “Untuk seluruh mahasiswa baru Fakultas Psikologi 2017, ingatlah bahwa sekarang ini kalian bukan lagi menjadi seorang “siswa” tetapi ada kata “maha” didepan label anda semua sekarang ini sehingga menjadi kata “mahasiswa”. Intinya, banyak-banyaklah belajar karena itu adalah kewajiban kalian saat ini. Namun, jangan salah artikan kata belajar itu dalam ruang yang sempit didalam sebuah kelas. Karena belajar bisa dimanapun kapanpun dengan siapapun “, ujar Saktya.

Perubahan status telah otomatis memberikan perubahan pada peran yang harus dijalani. Saat ini para mahasiswa baru telah berada di lingkungan baru, dengan status yang berbeda dari sebelumnya. Maka tak heran mereka mulai mencari tau role (peran) dirinya pada lingkungan tersebut. Contohnya pada para peserta PBAK F-Psikologi yang diajak untuk mengenal seluk-beluk dosen, karyawan, serta berbagai ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Selain itu, para dosen dan alumni fakultas Psikologi juga menjelaskan bagaimana hidup sebagai mahasiswa Psikologi. Dengan peserta PBAK F-Psikologi mengenal seluruh komponen-komponen dalam Psikologi diharapakan peserta mengerti peran (role) sebagai mahasiswa. Banyak faktor dalam penyesuaian peran, seperti kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran, konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan, kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban, keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran, pemisahan perilaku yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran. Tidak jarang juga, dalam penyesuaian peran ini terjadi ketidaksesuaian. Hal ini disebut dengan role conflict. Role conflict terjadi jika pola kelakuan antara peran yang harus dianut berbeda. Semoga para mahasiswa baru benar-benar bisa menjalani perannya sebagai mahasiswa yang sesungguhnya. (Red.Ms)

Penulis   : Yansa Alif  M.

Editor      : Wahyu Riska Elsa Pratiwi

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/MABA-Psikologi-2017-Jangan-Hanya-Jadi-Mahasiswa-Kupu-kupu.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan[/button]