PsychoNews – Menjelang berakhirnya masa Perkuliahan Khusus Pengembangan Bahasa inggris (PKPBI) pada seluruh mahasiswa semester IV UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. English Language Center (ELC) selaku pihak yang menaungi bidang bahasa inggris di UIN Maliki Malang menggelar standarisasi TOEFL (Test of English as a Foreign Language) yang diadakan selama 3 hari yakni pada tanggal 17-19 Mei 2017. Pelaksanaan standarisasi TOEFL ini sebagai langkah awal keseriusan UIN Maliki Malang dalam mendeklarasikan dirinya menjadi World Class University (WCU).
Untuk pertama kalinya mahasiswa psikologi angkatan 2015 UIN Maliki Malang melaksanakan standarisasi TOEFL. 450 poin merupakan target minimum yang harus didapatkan dalam standarisasi TOEFL ini. Dengan semangat yang mengebu-gebu, sekitar 230 mahasiswa psikologi memadati Aula Gedung C lantai 3 pada hari kamis (18/05). Standarisasi TOEFL ini sebagai wujud akhir dari pelaksanaan PKPBI yang dilaksanakan setiap minggunya, sekaligus sebagai pengganti Ujian Akhir Semester (UAS). Sebelum melaksanakan standarisasi TOEFL, mahasiswa psikologi semester 4 terlebih dahulu telah mempelajari TOEFL di awal perkuliahan PKPBI semester 4. Tak lupa, pre-test sebagai tolak ukur pemahaman terhadap materi TOEFL telah diberikan sebanyak 2 kali sebelum standarisasi TOEFL diadakan. Ifa, salah satu peserta standarisasi TOEFL mengaku bahwa program PKPBI sangat membantu dalam menghadapi test TOEFL. “Persiapannya selain belajar dari kelas PKPBI setiap minggunya, jujur saya nggak nyiapin apa-apa. Trik khususnya juga nggak ada ya, cuma mengingat kembali materi PKPBI sekaligus materi ketika belajar di Pare kemarin” ucapnya.
Pukul 15.15 para mahasiswa psikologi memasuki ruangan dan menempati bangku sesuai dengan kelas intensif PKPBI yang telah disediakan panitia. Pengkondisian peserta standarisasi sekaligus pembagian lembar jawaban dan lembar soal dilakukan selama 30 menit. Setidaknya pukul 15.40 pelaksanaan standarisasi TOEFL Fakultas Psikologi dimulai. Sebanyak 140 soal yang terdiri dari 50 listening comprehension, 40 structure & written expression, dan 50 reading comprehension dihadapkan pada mahasiswa psikologi dengan estimasi waktu mengerjakan selama 2 jam. Sekitar pukul 17.00 mahasiswa yang sudah selesai mengerjakan satu-persatu keluar dari Aula. Ketika ditanya mengenai kesulitannya, Ifa menjawab bahwa ia mengalami kendala pada proses listening. “Kesulitannya alhamdulillah nggak ada. Cuma pada sesi listening agak ribet karena memang nggak terbiasa” tuturnya.
Untuk mengerjakan TOEFL ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Pertama, fokus sangat dibutuhkan dalam mengerjakan TOEFL ini. Mengingat jumlah soal yang banyak serta waktu menjawab yang sangat terbatas, mahasiswa dituntut untuk selalu memfokuskan pikirannya terutama ketika sesi listening berlangsung. Kedua, konsistensi ketika mengerjakan. Konsistensi ini sangat diperlukan ketika mengerjakan structure dan reading. Panjangnya bacaan soal yang disodorkan membutuhkan konsistensi dalam mengerjakannya, sehingga akan meminimalisir rasa kantuk maupun bosan yang biasanya dialami ketika mengerjakan TOEFL yang berakhir pada jawaban yang seadanya. Dan yang tak kalah pentingya, berdoalah kepada Allah swt serta mintalah restu kepada kedua orang tua sebelum pelaksanaan standarisasi TOEFL dimulai. Restu kedua orang tua mampu memberikan ketenangan baik secara lahir maupun batin ketika menghadapi standarisasi TOEFL. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadist “Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada pada kemurkaan kedua orang tua” Hadist riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/346). Red.Ms
Reportase : Wachidatul Zulfiyah
Editor : Fauza Nurhidayah
[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/Mahasiswa-psikologi-ikuti-standarisasi-TOEFL.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan[/button]