PsychoNews – Komunitas Psycho World Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim telah berhasil menyelenggarakan workshop kepenulisan fiksi 2016 yang bertajuk “Mengintip Estetika Jagat Raya Melalui Sastra” pada hari Minggu (06/11/2016) di ruang Aula selatan lt.4 Fakultas Saintek. Workshop kepenulisan fiksi ini merupakan program kerja dari devisi Psycho Write, yang diharapkan mampu menjadi wadah bagi para calon penulis dalam meningkatkan potensinya di bidang menulis cerita fiksi, khususnya cerpen dan puisi. Pembicara dalam workshop kepenulisan fiksi 2016 ini adalah Rialita Fithra Asmara yang lebih dikenal dengan nama penanya “sastra realita”, sosok pembina Komunitas Baca ArPelbuk (Arek Pelahap Buku), sastrawan, juga sosok inspiratif yang telah menerima berbagai pelatihan menulis dari beberapa penerbit terkenal seperti Kompas dan Divapress. Peserta yang hadir beragam, mereka berasal dari kampus-kampus di kota Malang.
Acara dibuka dengan penampilan dari Psycho Art yang membawakan sebuah lagu, dan Psycho Hypno yang menampilkan aksi hipnotisnya untuk para peserta. Secara resmi acara dibuka oleh sambutan dari Ketua Panitia workshop kepenulisan fiksi 2016, Sudrajad Yudo Putra dan Ketua Umum Psycho World, Adrianto Pratama. Kegiatan workshop kepenulisan fiksi 2016 dibagi atas dua sesi, yakni teori dan praktik. Sesi teori kepenulisan fiksi dimulai dari pukul 08.30 hingga pukul 11.30 WIB. Pemateri menyampaikan materi workshop dengan diselingi humor-humor segar yang membuat suasana menjadi hidup, lalu dilanjutkan dengan praktik kepenulisan cerpen hingga pukul 15.00 WIB dan terakhir, ditutup dengan evaluasi dari pemateri menyangkut tulisan yang telah peserta buat.
Workshop kepenulisan fiksi 2016 ini dihadiri oleh 32 orang peserta. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan workshop kali ini. ”Ada salah satu cowok yang sering bertanya, setiap ada sesi pertanyaan dia selalu angkat tangan, dan ini aku menilainya walau hanya 32 orang peserta tapi mereka sangat antusias dengan materi yang disampaikan” terang Husnul, selaku panitia workshop kepenulisan 2016. Semangat peserta dalam seminar ditunjukkan dalam ajang menuliskan cerita yang mereka buat bahkan sampai lupa waktu. Peserta merasa waktu 2 jam yang diberikan pemateri untuk menulis cerita fiksi itu kurang dan mereka meminta waktu lebih. Sayang waktu yang terbatas ini menjadikan cerpen mereka belum berhasil selesai hingga tahap ending.
Rialita Fithra Asmara menyampaikan bahwa, seseorang itu harus memiliki rasa suka dan rasa sabar dalam menulis sebuah ide yang dimiliki. Hal inilah yang membuat ia mampu menghasilkan sebuah produk cerpen yang bagus, mulai dari kekuatan alur, ketepatan pemilihan dan watak tokoh, penuangan unsur konflik cerita yang berbobot hingga sampai pada ending yang sulit ditebak yang mana cerita fiksi akhirnya bisa dinikmati dengan pemilihan kata yang ringan dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam workshop kepenulisan fiksi 2016 ini peserta diajak untuk menulis hal-hal yang paling dekat dengan dirinya, karena sebuah ide diyakini datang dari mana saja khususnya pengalaman. Ketika praktik membuat tokoh dan watak, contohnya mereka diminta untuk mengenal peserta yang duduk disampingnya dan menjadikan kenalan barunya ini sebagai tokoh dalam cerita yang harus mereka tulis dalam sesi praktik nanti.
Acara workshop kepenulisan fiksi ini semakin meriah dengan penampilan khusus dari pemateri yang membacakan beberapa puisi-puisi karangannya di depan para peserta. Workshop ini ditutup dengan pemberian komentar oleh pemateri terhadap hasil tulisan karya peserta saat sesi praktik. Panitia workshop kepenulisan fiksi juga menyediakan follow up pada seluruh peserta dengan membuat group yang menghubungkan para peserta dengan pemateri. Komunikasi via group lewat sosial media ini difungsikan agar pemateri bisa dengan mudah memberikan masukan dan saran secara berkelanjutan yang sifatnya membangun, terhadap hasil-hasil karya mereka yang sudah dibaca dan sudah di revisi. Kemudian, jika ada event tentang kepenulisan akan di share di grup tersebut agar para peserta tetap aktif dalam mengembangkan potensi, minat dan bakatnya dalam menulis.
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rohimahulloh menulis sebuah hadits, bahwa Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda, “Sabar itu cahaya.” Artinya Ahlusunnah yang menulis, hendaknya ia bersabar karena ia akan mengorbankan sedikit waktunya untuk menulis atau mengetik. Ia tidak mudah jenuh, bosan, terhadap rintangan yang ia hadapi. Bahkan jika ia tidak memiliki komputer, maka gunakan media kertas atau yang lainnya. Karena demikianlah cobaan dalam menulis, pasti dibutuhkan kesabaran. Bersantai-santai, melamun, bukanlah ciri seorang penulis. Tetapi antusiasme dibarengi kesabaran merupakan paket keberhasilan menulis.
Harapan melalui workshop kepenulisan fiksi 2016 ialah, peserta mampu mengembangkan minat dan bakatnya dalam kepenulisan, menambah wawasan peserta mengenai pengetahuan tentang kepenulisan dan menumbuhkan motivasi untuk menulis, terakhir diharapkan tulisan itu bisa di muat di media massa atau penerbit dengan bantuan dari pemateri yang sudah memiliki banyak koneksi di berbagai media dan penerbit. (Red.Ms)
Reportase : Faizatur Rohma
Editor : Wahyu Riska Elsa P.
[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Komunitas-PsychoWorld-Gelar-Kepenulisan-Fiksi.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan [/button]