Komando untuk ODHA, Gelar Jum’at Beramal 1000 Bunga

vsFPsi UIN Maliki Malang – Setelah sukses dengan Training of Trainer untuk anggota baru dan Pembentukan Kader Muda Anti Narkoba di MAN MALANG 1, kali ini KOMANDO (Komunitas Mahasiswa Anti Narkotika dan Obat-obatan Terlarang) Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menunjukkkan eksistensinya dengan mengadakan kegiatan “Jum’at Beramal 1000 bunga untuk ODHA”. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Peringatan Hari HIV/AIDS sedunia ini dilakukan dalam wujud penggalangan dana untuk ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) dan penyuluhan terkait kesalahan pandangan masyarakat yang negatif terhadap ODHA dalam bentuk stiker dan brosur.

Penggalangan dana ini bertempat di depan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dimulai dari pagi hingga sore hari. Tidak seperti penggalangan dana pada umumnya yang hanya sekedar meminta, kali ini penggalangan dana diilakukan dengan menjual bunga mawar. Hasil penjualan bunga mawar akan disumbangkan ke yayasan yang menaungi masalah ODHA dan keluarga berhati mulia di rumah mereka. Segenap civitas akademika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sangat antusis mengikuti kegiatan ini. Hal ini terbukti bunga yang habis terjual hanya dengan waktu beberapa jam dan banyak mahasiswa yang aktif bertanya seputar ODHA. Seperti yang diutarakan salah satu mahasiswa yang ikut berpartisipasi, “Kegiatannya berkesan, ini juga bisa menambah kepedulian kita terhadap penderita HIV AIDS dan pencegahannya untuk remaja, khususnya di lingkup UIN.”

Mahpur, selaku Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menuturkan bahwa apa yang dilakukan oleh komunitas inier telah bertaraf Singapura. Maksudnya; “Kita tidak hanya sekedar meminta dana seperti pengemis pada umumnya, namun kita juga menjual informasi. Setiap orang yang menyumbangkan sebagian uangnya kita beri stiker dan brosur yang didalamnya terdapat informasi tentang HIV/AIDS. Kegiatan ini sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Singapura. Cara seperti ini jelas lebih bermanfaat daripada hanya sekedar meminta uang.” tandas beliau. Seperti yang telah dijabarkan di atas, stigma masyarakat yang negatif membuat ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS)  merasa dalam keadaaan putus asa dan tertekan hingga pada akhirnya mereka akan menemui ajalnya secara menyakitkan. Tentu bukan seperti inilah yang kita harapkan. Oleh karena itu sudah saatnya mengganti pandangan negatif yang salah kaprah berkembang di masyarakat. ODHA bukanlah “orang kotor” yang sangat berbahaya hingga harus dijauhi dan dikucilkan. Kita memang harus waspada dan memiliki ketakutan akan tertular HIV/AIDS. Namun, bukan berarti kita membenarkan adanya perlakuan diskriminasi yang berlebihan terhadap ODHA. Kita seharusnya memberikan simpati, motivasi serta dukungan nyata baik moral maupun material agar mereka tetap tegar dan selalu optimis dalam menjalani hidup sehingga tidak mati sia-sia.

Penulis: Tim Komando FPsi UIN Maliki Malang

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *