Wahyu Riska, Penulis Essay Terbaik Diboyong ke China

Wahyu Riska Elsa P Saat Berada di China Selam 2 Minggu
Foto: Wahyu Riska Elsa P, Saat Berada di China Selama 2 Minggu Mengikuti Kegiatan

PsychoNews – Berawal dari informasi di salah satu group tentang kompetisi essay, Wahyu Riska Elsa Pratiwi mendapat kesempatan untuk terbang ke China. “Awalnya dapet BC dari grup tentang kompetisi esai, berhubung aku emang suka nulis dan seneng banget sama event international akhirnya aku mutusin untuk ikut kompetisi essay ini,” ungkap Yuyu, sapaan akrab mahasiswa Psikologi semester VIII ini.  Kompetisi essay dengan tema “Write to China”  ini diselenggarakan oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar China. Mahasiswi asal Makassar ini mendapat kesempatan ke China setelah lolos seleksi dari 750 pendaftar. Kompetisi essay ini diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi S1 maupun S2 aktif yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Setelah melalui interview (29/03), pada tanggal 1 April Yuyu dinyatakan masuk menjadi 20 penulis essay terbaik.

“Menulis tentang China tidak seperti yang aku bayangkan, karena aku lebih banyak mengetahui tentang Korea dan Jepang. Jadi, waktu liburan kemarin aku gunakan untuk riset tentang China. Untuk mendapatkan data aku bahkan sempat wawancara senior di Makassar,” tegas Yuyu. Menulis tentang negara orang lain yang belum pernah kita ketahui tidaklah mudah, dibutuhkan sebuah pengorbanan terlebih dahulu. Setelah melakukan riset, Yuyu memutuskan untuk menulis tentang dunia Start Up di China.

Start Up itu erat kaitannya dengan bidang IT, kemudian berfokus pada E-Commerce yang merupakan sebuah sistem perdagangan elektrik. Semua diakses melalui internet,  baik via website atau aplikasi handphone. Start Up yang terkenal di China itu ada Taobao[dot]com dan Albaba[dot]com milik perusahaan bonafit di China. “Aku memutuskan menulis tentang Start Up yang berkaitan erat dengan bidang IT. Pada tulisan ini aku fokus pada E-Commerce yang merupakan sebuah sistem perdagangan elektrik. Jadi, dalam proses jual beli menggunakan aplikasi yang bisa diakses via website atau aplikasi handphone. StarUp yang terkenal di China itu ada Taobao[dot]com dan Albaba[dot]com milik perusahaan bonafit di China. Kalau di Indonesia seperti Bukalapak[dot]co.id dan Olx Bukalapak[dot]co.id” terang mahasiswi yang sudah menjelajahi Singapura, Thailand, Malaysia, dan Jepang ini.

Bersama Chen Guoquan, Deputi Direktur dari Divisi Pertukaran Internasional, Fujian Forreign Affairs Office

Rangkaian kegiatan yang dilakukan di China dan Indonesia (10-28/04) meliputi, kunjungan universitas, perusahaan dan instansi pemerintahan, serta beberapa destinasi wisata. Sebanyak 20 mahasiswa China (yang terpilih berdasarkan seleksi universitasnya) akan turut menemani selama kegiatan ini dilaksanakan, kemudian mereka juga akan berkunjung ke Indonesia (20-28/04). Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mahasiswa dapat saling memahami budaya masing-masing negara dengan cara berinteraksi langsung satu dengan yang lainnya.

Mimpi terbesar mahasiswi yang pernah menjabat sebagai ketua Reporter PsychoNews angkatan ke-3 ini adalah membangun sekolah, menjadi inspirator pemuda, dan melanjutkan S2 di New Zealand. “Cita-citaku tahun ini sudah harus menyentuh 5 negara dan sekarang sudah 5 negara, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan China. Next time aku mau ke Korea dan New Zealand untuk S2. Mimpi terbesarku bisa membangun sekolah, menjadi inspirator muda, dan S2 di New Zealand,” ucap Yuyu.

Bagi Yuyu banyak ilmu yang didapat saat di negeri China, seperti toleransi, budaya minum teh, dan cinta produk dalam negeri untuk bidang aplikasi dan teknologi. “Pasalnya, mahasiswa China diperbolehkan minum bir. Berhubung mereka tahu kami dari Indonesia tidak diperbolehkan minum, mereka juga tidak meminumya saat makan malam. Padahal kebiasaan di China itu minum bir saat makan malam. Selain itu aku juga mempelajari budaya minum teh. Masyarakat China memandang teh adalah bentuk relaksasi, jadi bukan sekedar minum, melainkan jika sedang memiliki beban pikiran dan ingin menenangkan diri maka minumlah teh dengan orang terdekatmu. Aku juga dapet pengetahuan baru kalau masyarakat China sangat cinta dengan produk mereka sendiri untuk bidang aplikasi dan teknologi. Kebanyakan dari mereka menggunakna Oppo, Xiaomi, dan Vivo. Produk dalam negeri guys, beda kayak kita yang justru pakai Samsung dan I Phone, dll. Mereka gak pakai google, WhatsApp, You Tube, dan Line. Mereka punya aplikasi buatan China sendiri yang mereka gunakan untuk gantikan aplikasi ini, yaitu Wechat, Baidu, dll.  Tapi dari segi fashion mereka pakai barang luar,” imbuh mahasiswi yang punya hobi traveling ini.

Menurut Yuyu, pengalaman yang paling mengesankan selama di China adalah ketika mengunjungi Masjid Ashaq yang merupakan masjid tertua di China. Letak Masjid Ashaq berdekatan dengan museum-museum dari peninggalan tokoh Islam China masa lampau, serta terdapat ukiran hadist Nabi Muhammad saw. dengan bahasa inggris dan mandarin tentang menuntut ilmu sampai ke negeri China. “Bahkan di sana terpajang patung Ibnu Batutah dan batu-batu dengan ukiran Bahasa Arab dan China. Bahkan terdapat hadist Nabi Muhammad yang tertulis di tembok museum itu yang berbunyi tuntutlah ilmu sampai ke negeri China dengan  bahasa Inggris dan Mandarin. Reflek saya self talk dengan ucapan ‘Alhamdulillah udah menunaikan itu. Sekarang harus lebih giat lagi’, jelasnya.

Emotional Journey from Indonesia to China

Kegiatan ini jadi wadah untuk meningkatkan toleransi dan pemahaman lintas negara antara mahasiswa china dan indonesia. Sekaligus ajang promosi keindahan pariwisata di kedua negara ini. “Secara pribadi aku sadar, kalau bahasa inggris itu penting banget. Dengan menguasai bahasa inggris, kita bisa berkomunikasi dengan siapapun, kita akhirnya bisa menjelaskan budaya kita ke siapapun. Itulah manfaatnya melatih kemampuan bahasa inggris sebagai bahasa internasional yang dipelajari oleh semua negara di dunia.” Lanjut Yuyu.

“Terakhir, pesan saya untuk siapapun yang punya minat pada dunia tulis menulis. Jangan ragu, menulislah, menulislah dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. saya suka menulis, bagi saya menulis adalah cara untuk mengekspresikan emosi dalam jiwa. dan syukurnya menulis yang membuat saya bisa kemana-mana. Jadi jangan ragu, terus tuliskan apapun yang ada dalam hatimu biarkan dunia tahu pikiran dan perasaanmu.” Pesan mahasiswi Psikologi angkatan 2013 ini.

Mencari illmu tidak dibatasi dengan umur, sebagaimana petuah dalam sebuah hadist  yang berbunyi “tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”. Begitu juga dengan kewajiban mencari ilmu bagi setiap orang islam berdasarkan hadist riwayat Ibnu Majah “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang islam. Islam sangat meninggikan orang-orang yang mencari ilmu dalam setiap langkahnya di dunia dan akhirat. Berdasarkan H.R.Muslim “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Hakikatnya Tuhan sangat menghargai setiap proses yang dilakukan oleh hamba-Nya. Tiada usaha yang sia-sia jika dibarengi dengan do’a. Jika Tuhan sudah menghendakinya, tidak ada yang tidak mungkin atas Izin dan Kuasa-Nya. (Red.Ms)

 

Reporter            : Firda Hana Virantia

Editor                 : Faatihatul Ghaybiyyah

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Wahyu-Riska-Penulis-Essay-Terbaik-Diboyong-ke-China.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan[/button]