Paradise Pers Gali Ilmu di Malang Times

Semangat Baru: anggota Paradise Pres LSO Jurnalistik Fakultas Psikologi berpose bersama redaksi Malang Times

Ada yang berbeda dari Program Kerja Lembaga Semi Otonom (LSO) Jurnalistik Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang periode ini. Studi lapangan yang bertujuan untuk menggali ilmu jurnalistik terselenggara di Kantor Malang Times, Sabtu (14/5). Kantor media online yang terletak di Jalan Pandan tersebut dikunjungi oleh 11 anggota Paradise Pers, sebutan LSO Jurnalistik.

Kedatangan para jurnalis Fakultas Psikologi itu disambut langsung oleh pemimpin redaksi Malang Times, Yatimul Ainun. Pertemuan tersebut ia sebut lebih seperti  sharing atau diskusi mengenai dunia jurnalistik. Meski begitu, pria berkacamata tersebut juga menyampaikan mekanisme penulisan berita dan  kode etik jurnalistik yang harus ditaati. “Seorang jurnalis harus taat pada Undang-undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Selain itu, apa yang ditulisnya harus berpihak pada kebenaran untuk  diketahui publik,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan mengenai keberadaan dan perkembangan media online di Indonesia, khususnya Malang. Sekertaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang itu mengatakan bahwa tantangan media online saat ini bukan lagi media cetak. Namun, keberadaan media sosial yang kadang memberikan informasi tidak sesuai dengan fakta.

Pada kunjungan ini anggota Paradise Pers tidak hanya diajak mengenali tentang media online, jurnalisme, dan teknik penulisan berita, tetapi juga diajak untuk melihat langsung proses pembuatan berita hingga proses publikasinya di ruang redaksi.

Luluk Khusnia, Ketua Pelaksana Studi Lapangan  mengaku bahwa banyak hal yang didapatkan dari studi lapangan ke kantor Malang Times. “Malang Times merupakan media online yang cukup besar jejaringnya. Oleh karena itu, menurut kami dapat menjadi referensi dan panduan untuk kami mengenai beraneka ragam berita,” tutur Luluk.

Mahasiswi semester 4 tersebut menilai, saat ini media cetak mulai mengalami senjakala. Publik telah banyak merujuk pada media online dan media sosial. “Kita perlu memilih media yang mendidik, memberikan informasi yang sesuai fakta, dan memberikan pikiran positif,” pungkasnya.

Reportase : Sitti Fatimah Hendarina D