Juarai Lomba Memasak, Mahasiswi Psikologi Kantongi Ratusan Ribu Rupiah

Psikologi Memasak
Tersenyum Bahagia: Mahasiswa Jurusan Psikologi Menjuarai Lomba Memasak yang di Selenggarakan oleh Kopma UIN Maliki Malang

PsychoNews – Perlombaan memasak nasi goreng yang diadakan oleh Koperasi Mahasiswa (KOMPA) Sabtu kemarin (18/04) berlangsung meriah. Kemeriahan dapat dilihat dari minat para peserta yang melakukan berbagai persiapan, mulai dari menyiapkan bahan-bahan untuk memasak, hingga aneka hiasan yang mereka bawa. Seperti yang diungkapkan oleh Nia, salah satu perserta lomba memasak, “Aku dan temen-temen tim udah nyiapin buat lomba ini sejak beberapa hari yang lalu”, kata Nia salah satu peserta dari jurusan psikologi. Acara yang digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun Koperasi Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini mampu menyedot perhatian para peserta lomba. Tak mau ketinggalan, dua mahasiswi psikologi semester empat ikut memeriahkan acara tersebut. “Kelompokku namanya SKJ 20, yang terdiri dari tiga anak kosku yang tinggal di kos Sunan Kalijaga No.20, ada aku, Nia anak psikologi, sama Rofiatul anak akuntansi” ucap Rayzha, salah satu mahasiswi psikologi.

Acara yang digelar di depan gedung Sport Center UIN Maliki Malang ini diikuti oleh tujuh kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. “Sebenarnya yang mendaftarkan diri ada 10 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah tiga orang, tapi yang tiga kelompok mengundurkan diri.” ungkap salah satu panitia lomba. Meskipun terdapat tiga kelompok yang mengundurkan diri, hal ini tidak menyurutkan semangat peserta yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Nia, salah satu mahasiswi psikologi yang menjadi peserta misalnya, “Sekalipun cuma tujuh kelompok, tapi perlombaannya seru banget, apalagi pas liat peserta lain yang kreatif-kreatif buat nasgornya.”

Nasi goreng yang diberi nama Tropical Fried Rice mampu mengantarkan kelompok SKJ 20 yang diketuai oleh Rayzha sebagai juara pertama pada ajang ini. Nasi goreng yang disajikan dengan mangkok yang terbuat dari kulit nanas ini mampu merebut hati juri. “Nasgor yang kita buat namanya Tropical Fried Rice. Kita pakai campuran nanas di nasgornya, jadi rasanya ada manis, pedas, dan asin. Trus kita juga buat kulit nanas sebagai wadah nasgor biar lebih menarik,” jelas Rayzha. Tak kurang dari 400 ribu rupiah berhasil mereka kantongi dalam ajang ini. “Nggak nyangka menang. Yah, lumayan dapet 400 ribu buat syukuran sama temen kos,” lanjut Rayzha.

Rayzha, Nia, dan Rofiatul mengaku bahwa mereka belajar memasak berkali-kali hingga dapat menyajikan Tropical Fried Rice. “Rahasianya sih ya belajar masak, kita belajar masak bareng-bareng di kos. Tiga kali kita buat nasi goreng. Yang pertama itu rasanya sedikit hancur, lalu kita coba lagi, alhamdulillah yang kedua rasanya lumayan, dan yang ketiga rasanya mantap,” jelas Nia.

Motivasi mereka untuk mengikuti lomba, selain untuk mengisi waktu luang, Rayzha mengaku bahwa ia mengikuti perlombaan juga untuk menjalin keakraban sesama anak kos Sunan Kalijaga 20. “Yah, daripada nganggur di kos, mending ikutan lomba masak. Kalau ikutan gini kan kita jadi lebih akrab. Lagipula kan kita perempuan, jadi ya harus bisa masak dong,” tutur gadis asli Kediri ini.

Berbeda dengan Rayzha, Nia tertarik untuk mengikuti lomba memasak untuk mengukur kemampuannya dalam memasak. “Kalo aku sih ikut lomba karena pengen ngukur sejauh mana kemampuanku dalam masak-memasak” kata Nia. Lebih dari itu, keinginannya untuk mendirikan usaha yang berbasis kuliner dan motivasinya menjadi menantu idaman juga mendorongnya untuk mengikuti lomba ini. “Kalaupun menang, suatu hari nanti aku ingin membuka usaha yang berbasis kuliner. Selain itu, kalau dapat juara lomba memasak gini kan bisa jadi ijazah buat jadi menantu idaman, hehe,” lanjutnya sambil tertawa.

Rayzha, Nia, dan Rofiatul telah melakukan proses beraktulisasi diri. Mereka mengaktualisasikan diri dengan cara dengikuti perlombaan memasak. Namun kegagalan yang didapat ketika berlatih akan memacu mereka untuk berlatih lebih sering hingga dapat menyajikan nasi goreng yang lezat dan mampu membawa mereka menjadi juara. Selain itu, kesadaran akan peran mereka nanti sebagai seorang istri juga mendorong mereka untuk belajar mengikuti lomba memasak. (Red. Nj/Ms)

Reportase: Setyani Alfinuha

>>Simpan Berita