Apa Menariknya Komunitas Wirausahawan Muda?

fdMalang, FPsi – Pada Jumat lalu (11/10/13), kira-kira pukul 13.00 WIB, berkumpul sejumlah mahasiswa psikologi yang tergabung dalam Komunitas Wirausahawan Muda (KWM). Ada tujuh sosok yang hadir di ruang sidang Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam pendataan awal, ada tiga belas mahasiswa yang memberitahukan untuk bergabung dengan KWM ini, namun karena ada beberapa halangan, sebagian dari mereka izin tidak bisa hadir KWM apakah diperuntukkan bagi yang punya wirausaha ? Tentu tidak. Komunitas ini dapat diikuti oleh mahasiswa yang senang berwirausaha. Tentu yang sudah punya usaha tertentu, apapun itu usahanya. KWM tidak memandang dari segi jenis usaha bergengsi saja. Lalu yang belum punya usaha dan mau bergabung bagaimana ?

Yah…tentu juga bisa dong. Nyatanya, beberapa yang hadir hari Jumat itu, hanya tiga orang yang sudah mempunyai rintisan wirausaha. Selebihnya ingin merintis dan ingin belajar berwirausaha. Atas dua fakta ini saja, pada pertemuan awal, KWM sudah memetik hasilnya. Apa itu ? Ada beberapa hal yang menarik bergabung di KWM yang saya rinci berikut ini:

Belajar mengembangkan kepercayaan diri.

Pertemuan satu kali saja para anggota yang tergabung sudah mendapat manfaat antara lain mengenai kepercayaan diri dan penghargaan terhadap kegiatan berwirausaha. Ada yang semester satu, dia berdagang buku. Ada pula yang berdagang kerupuk. Satu dari peserta perempuan mengatakan sedang berbisnis online yang awalnya hanya jilbab, sekarang berkembang ke bisnis meronce. Mereka bercerita satu per-satu. Mereka belajar apapun usaha yang dijalaninya, ia adalah kekuatan diri. Tidak malu menunjukkan usahanya dan bercerita bagaimana sebagian peserta menunjukkan kecintaannya atas usaha yang dirintis. Dari sini bagi yang belum punya usaha dan masih dalam taraf membangun inisiatif, mereka belajar memupuk kepercayaan diri, menghilangkan rasa malu dan berani melangkah untuk memulai usaha. Nah sahabat sekalian, menarikkan, kita bisa belajar dari sebaya.

Belajar menghadapi kegagagalan.

Kegagalan dalam berwirausaha merupakan konsekuensi yang tidak terhindari. Salah satu peserta mengatakan, dalam merintis usaha, siapkan diri kita untuk gagal, agar kita mampu menyikapi ketika kita gagal. Kalau kita tidak menyiapkan kegagalan, yang ada putus asa, menyesal dan tidak akan kita memiliki mental kewirausahawanan. Tetapi kalau dalam perjalanannya kita mendapat untuk, maka itu adalah konsekuensi sebagai hadiah karena usaha kita memperoleh hasilnya. Sikap siap menghadapi kegagalan yang dipancang diawal merupakan dasar mental agar para pemula bisa resiliensi ketika menghadapi resiko kegagalan,

Silaturahim sebaya sebagai modal berjejaring.

Usawahan membutuhkan banyak jejaring. Usahawan juga bukan orang yang mengurung diri. Semakin banyak teman maka semakin baik. Teman akan menjadi bagian dari relasi. Oleh karena itu komunitas wirausahawan muda adalah kumpulan ajang silaturahim untuk menambah pertemanan. Semakin banyak teman maka semakin kita bisa membuat jejaring dan akan menambah perluasan jangkauan wirausaha kita. Suatu contoh, tidakkah kita sering menawarkan suatu barang ke teman-teman dekat kita ? Tidakkah kita sering patungan untuk sebuah membeli sesuatu ? Nah, pertemanan adalah juga merupakan bagian dari silaturahim mempererat persaudaraan. Kenyataan ini terbukti, dengan silaturahim menjalin pertemanan, ada program membuat pengembangan modal usaha dari iuran anggota. Di sinilah makna silaturahim meningkatkan keberdayaan diantara sesama. Kualitas silaturahim yang bersinergi dengan spirit jejaring akan dapat dijadikan wadah perjumpaan para alumni psikologi sukses, khususnya di bidang wirausaha. Para alumni ini dapat diajak memberikan konstribusi ke almamaternya seperti membuka kelas-kelas pelatihan entrepreneur inspiring. Mahasiswa mampu belajar dari alumni sukses dan belajar membangun kesuksesan sedari sekarang.

Tutorial sebaya sebagai metode belajar inovatif

Apa menariknya bagian ketiga ini. Loh, dengan saling bertemu, mereka belajar dan mereka mengajar. Sebagian menjadi guru sebagian yang lain menjadi murid, begitu sebaliknya. Sebaya adalah tutor yang membelajari bagaimana berwirausaha. Berdasarkan pengalaman masing-masing orang yang berbeda, mereka bercerita secara rinci apa saja pengalaman merintis usaha. Liku-liku di awal melangkah, jalan terjal yang berhasil dilalui dan bagaimana inspirasi datang untuk kemudian ditindaklanjuti menjadi usaha baru ? Saling belajar dan mengajar ini yang merangsang tumbuhnya pemuda-pemuda inovatif, yakni pemuda yang memiliki inisitatif mewujudan perubahan. Bahasa gaulnya “move on.

Berbisnis tidak harus menunggu ijazah

Perubahan informasi teknologi dan perubahan sosial, kemampuan menejemen dan kreatifitas berusaha tidak harus menunggu lulus. Eksperimentasi merintis usaha juga tidak berbanding lurus degan ijazah. Bukan berarti kuliah tidak penting. Sebagai sebuah akfititas sosial bisnis mampu dibangun sejak dini, dipelajari dan disimulasikan sejak dini untuk mendapatkan pengalaman berharga. Apalagi sebagai mahasiswa, ruang waktu senggang disela-sela kuliah dapat dikembangkan sebagai sarana membangun waktu kreatif. Ingatkan, sahabat sekalian pada sosok penemu facebook, kan dia merancang jejaring sosial itu disaat dia sedang masa aktif kuliah ? KW-M adalah spirit kultural untuk membangkitkan gairah wirausahawan muda. Ia juga bermanfaat mencegah pengangguran dan menekan masa lama tunggu kerja lulusan psikologi. Ketika saya sedang membaca-baca hasil evaluasi lulusan/alumni psikologi, mereka mengatakan alumni yang sukses itu bukan yang keluar masuk instansi dengan membawa lamaran pekerjaan, tetapi sebagai pencipta kerja.

Lima daya tarik ini merupakan apresiasi dari hikmah pertemuan itu. Mengapa demikian ? Selama ini, kebanyakan kegiatan yang terkait wirausaha masih banyak diisi pelatihan indoor. KWM berusaha mencari alternatif kegiatan diluar kegiatan seminar atau pelatihan. KWM adalah media berdaya kaum muda untuk memfasilitasi mahasiswa yang punya kemauan mandiri lebih awal. KWM bukan semata bergerak di teknis wirausaha. Para anggotanya diharapkan juga akan menjadi trainer wirausaha. Komunitas ini juga bisa disiapkan sebagai kelompok PKL dengan berfokus pada membangun komunitas wirausaha muda di sejumlah daerah.

Aspek-aspek psikologi bisa dikembangkan untuk kegiatan pemberdayaan kaum muda Indonesia untuk mencegah pengangguran anak-anak muda. Suatu contoh melatih kepercayaan diri dalam berwirausaha. Membangun mental motivasi berprestasi. Melatih berjejaring, kerjasama dan menumbuhkan pribadi terpercaya. Tentu masih banyak aspek-aspek psikologi lain yang tidak bisa diuraikan di sini. Makanya ikut saja KWM.

Besok pada acara wisuda, akan juga diselenggarakan display produk bagi para anggota yang sudah memiliki usaha sebagai ajang stand promosi. Selain itu juga ada klinik wirausaha. Klinik ini memfasilitasi sharing wirausaha. Semacam layanan konseling wirausaha begitu deh. Misalnya begini, anda pingin merintis usaha, namun bingung memulai. Nah anda bisa bertanya pada anggota KWM yang sudah berhasil merintis usaha. Atau anda mengorek bagaimana para anggota KWM bisa berusaha di tengah-tengah kuliah.

Penulis: Dr. Mohammad Mahpur, M.Si (Wadek III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *