Harmony in Diversity: Indonesia Kaya, tapi Orang-orangnya mana? (Part II)

Kwartarini WahyuFPsi UIN Maliki Malang – Kwartarini Wahyu Yuniarti, masih dalam tema yang sama “Harmony in Deversity: An Interreligious Conflict Resolution in Indigenous Psychology Perspective” kemarin (14/12) menyatakan bahwa tidak ada negara yang terlihat kekayaan berupa keberagaman budayanya selain di Indonesia. Namun disayangkan “Negara Indonesia Kaya, tapi Orang-orangnya mana?”, begitu makna dari ucapan beliau dalam bahasa Inggris. Indonesia belum memiliki kesadaran atas negara sendiri sehingga saat ini, Indonesia bisa dikatakan belum berkembang. Padahal pada tahun 1995, Indonesia menjadi “raksasa muda” di antara negara-negara timur lainnya. Ketidaksadaran itu membuat rakyat Indonesia menjadi budak di negara sendiri. Orang asing bekerja dan menjadi pemilik persahaan-perusahaan, namun masyarakat sendiri menjadi kuli”, ungkap bu Bo sapaan akrab professor asal UGM Yogyakarta itu.

Contoh lain dari ketidaksadaran rakyat Indonesia adalah saat gunung merapi akan meletus. Ada beberapa peringatan yang telah diberikan bagi masyarakat sekitar gunung merapi untuk segera mengevakuasikan diri ke tempat lain. Namun, hal tersebut jarang sekali digubris oleh mereka. Hingga akhirnya wedus gembel mulai menyebar ke pemukiman warga dan terdapat anggota keluarga yang meninggal, barulah mereka bergegas meninggalkan rumah untuk mencari perlindungan diri. Mengapa harus menunggu ada keluarga yang meninggal baru sadar akan pentingnya mencari perlindungan diri? Keheranan Prof. Kwartarini kepada rakyat Indonesia semakin menjadi-jadi.

Kwartarini menambahkan, kita dapat mencontoh negara-negara lain dalam menumbuhkan kesadaran. Yang pertama negara Jepang, negara ini telah dua kali kalah perang, sehingga negaranya sangat buruk waktu itu. Namun, karena mereka memiliki daya juang yang tinggi, mereka berhasil bangkit dari keterpurukan. Lalu negara Nederland, negara ini memiliki tanah yang terletak lebih rendah dari laut, sehingga harus membuat bendungan agar tetap aman. Hal ini ternyata membuat kesadaran penuh bagi rakyat Nederland untuk selalu waspada, karena bahaya selalu mengintai mereka. Bendungan tersebut bisa saja runtuh dan tentunya akan menenggelamkan Nederland. Kewaspadaan ini membuat rakyatnya menjadi sangat disiplin dan menghargai waktu. Nah, dalam hal ini, Indonesia seharusnya menyadari pula bahwa potensi kekayaan Indonesia harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jangan sampai orang asing yang menguasai Indonesia, dan rakyat bekerja di negara sendiri sebagai bawahan orang asing.

Rakyat Indonesia harus memiliki kepercayaan diri (self-confidence). Kepercayaan diri akan membangun semangat juang diri sendiri dan juga bisa mempengaruhi orang lain dalam hal positif. Sementara itu, kepercayaan diri juga membantu manusia dalam mengaktualisasikan dirinya. Jadi rakyat Indonesia harus memiliki kepercayaan diri dan kesadaran diri yang tinggi dalam mengembangkan potensi diri dan negaranya, sehingga Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi negara maju. (SM)

Reporter    : Sofia Musyarofah (Mahasiswa Magang Reporter)

Editor          : @Surur_ID

Baca Juga:

International Seminar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *