Menjadi Relawan Atas Dasar Keikhlasan

Young People Making ChangeFPsi UIN Maliki Malang – Bermula dari mengikuti seleksi melalui media telekomunikasi. Terpilih 28 pemuda-pemudi yang memiliki program sosial kemasyarakatan yang dinilai mampu membawa kedamaian bagi masyarakat. Saya menjadi bagian dari 28 pemuda itu dan diundang untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan selama 8 hari di Kota Medan Sumatera utara melalui ajang Globlal Peace Voulonter Camp. Banyak hal yang menarik kami alami disana. Acara yang diselenggarakan oleh Global Peace Foundation Indonesia mengangkat tema One Family Under God. Berbagai materi saya dapatkan melalui seminar, aplikasi dan presentasi program sosial yang dijalani.

Menolong tidak harus melihat siapa yang ditolong. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama. Sehingga sangat memungkinkan terjadi konflik akibat dari perbedaan. Pelatihan ini mengajarkan kami tentang berbagi kepada sesama, menolong orang lain tanpa harus melihat siapa yang ditolong. Kami ditempatkan di panti asuhan yang semua penghuninya merupakan penderita tunanetra. Mungkin awalnya kami beranggapan untuk apa membantu orang yang tidak bisa mengenali kita. Tapi setelah kami berkunjung kami melihat mereka memberikan apresiasi, pelayanan, dan sambutan yang luar biasa. Dengan kondisi tunatetra itu mereka mempersiapkan tempat untuk kami. Mereka tidak mengeluh dan putus asa. Hal itu membuat kami sadar bahwa menolong sesama tidak harus melihat siapa yang kita tolong. Menolong atas dasar kemanusiaan dan menolong atas dasar keikhlasan.

Tidak hanya itu, panti tersebut merupakan panti kristiani artinya seluruh penghuninya merupakan orang yang beragama Kristen. Jelas itu berbeda dengan saya pribadi dan sebagian besar teman-teman lain. Mereka tau kami muslim, dan mereka sangat menghargai itu. Kami belajar hal bahwa berbuat kebaikan tidak harus melihat suku apa, agamanya apa, kondisinya seperti apa. Tapi kebaikan sesungguhnya harus terus kita pancarkan kepada siapapun. Menolong dan saling membantu atas dasar keikhlasan dan kemanusiaan akan sangat indah dan memiliki makna yang laur biasa. Memang kita ditakdirkan untuk berbeda, tapi perbedaan bukan dijadikan alasan untuk saling menyalahkan dan membenarkan. Kita semua satu keluarga dibawah ketuhanan masing-masing. Sungguh indah ketika semua perbedaan dapat bersatu untuk menggapai tujuan yang kita inginkan bersama yaitu kebahagiaan. Tidak ada lagi konflik, perpecahan, perselisihan jika kita semua paham bahwa perbedaan tidak seharusnya dijadikan permusuhan. Atas dasar kemanusiaan mari kita jadikan perbedaan menjadi keberagaman yang indah untuk menggapai tujuan yang kita inginkan. Karena kita semua saudara, kita semua keluarga, Bhineka Tunggal Ika. We are One Family Under God. (dcp)

Kontributor: Dwi Chandra Pranata

Baca Juga:

button unduh artikel