Berbekal Menulis Yuyu Wujudkan Impian ke China

Wahyu Riska Foto Bareng Bersama Peserta Lain di Salah satu Sesi Jamuan Makan

PsychoNews – Menulis sudah menjadi bagian dari hidup Wahyu Riska Elsa Pratiwi. Melalui tulisan Yuyu berkesempatan menjelajahi beberapa negara, seperti Singapura, Jepang, Thailand, Malaysia, dan yang terakhir China. Pada bulan april kemarin, Yuyu sapaan akrabnya bertolak ke Negeri Tirai Bambu setelah lolos dalam kompetisi menulis essay internasional “Write to China” yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar China. Event ini diadakan oleh FPCI setiap tahunnya. FPCI merupakan organisasi yang didirikan oleh Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Dino Patti Djalal difungsikan untuk Indonesia bisa memahami negara lain, kebijakan-kebijakan yang ada di negara lain dan pengaruhnya bagi negara Indonesia, serta bagaimana Indonesia mampu memberikan impact melalui para pemudanya ketika  berada di dalam maupun di luar negeri. FPCI fokus mengkaji isu-isu yang ada di luar negeri, baik dalam pemerintahan, ekonomi, pendidikan, maupun sosial budaya. Bukan hanya mahasiswa hubungan internasional saja didalamnya, FPCI membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa Indonesia dari berbagai bidang keilmuan untuk menjadi bagian didalamnya. “Aku rasa kelak ketika UIN Malang mempunyai jurusan hubungan internasional, dia (red. UIN Malang) harus mempunyai FPCI chapter Malang karena di Jakarta yang mempunyai FPCI chapter hanya di Universitas Indonesia (UI) dan di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk wilayah Yogyakarta. Keduanya universitas besar, jika kita ingin menjadi besar ya minimal kita menjadi bagian dari organisasi sebesar itu” ucap Yuyu

Menjadi motivator merupakan salah satu impian dara kelahiran Makassar ini. Untuk itulah ia mengadakan sesi motivasi dan membagikan pengalaman serta ilmu yang telah didapatkannya selama pertukaran pelajar di China guna memberikan support bagi para mahasiswa yang mempunyai mimpi menjelajahi dunia melalui tulisan. Minggu malam (7/5) bertempat di lantai 3 gedung B UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Yuyu dengan senang hati membagikan suka dukanya mengikuti event essay “Write to China” kepada para adik tingkatnya. Tak hanya itu, Yuyu tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus berlari mengejar impiannya. Pada kesempatan kali ini, Yuyu menekankan kepada para mahasiwa yang hadir untuk memetakan impian dan melejitkan potensi yang ada dalam diri masing-masing. Untuk memudahkan pemetaan impian, Yuyu memberikan tips bagi para peserta yang hadir untuk merancang impian senyata mungkin, percaya dengan mimpinya, percaya bahwa Allah akan mewujudkannya dengan cara yang lebih indah, dan fokus dengan impian. “Selama ini kita yang males kuliah dan mengeluh banyak tugas jadi termotivasi dan punya semangat baru lagi setelah sharing ini” ujar Devia, mahasiswa baru fakultas psikologi.

“Menurut kalian menuliskan impian kita itu penting nggak sih?” tanya Yuyu kepada peserta yang hadir. “Menurutku penting banget, apalagi ditempatkan di tempat yang mudah dilihat akan tervisualisasi dan dorongan kita semakin kuat untuk meraihnya” jawab Danu. Yuyu menekankan kepada para peserta yang hadir untuk menuliskan impian mereka dan ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat, jangan hanya ditanamkan didalam hati saja. Ia kemudian teringat sebuah nasihat yang pernah diberikan oleh seseorang “yang namanya otak manusia tidak bisa membedakan mana yang kejadian nyata dan harapan sekadar angan-angan yang sedang kita impikan, dengan kejadian yang benar-benar terjadi”. Maka dari itu, ketika kita ingin mewujudkan impian gambarlah senyata dan sedetail mungkin baik dalam bentuk gambar, tulisan, maupun video sebagai bukti fisik seberapa besar perjuangan untuk mencapai mimpi tersebut.

“Ini dream map saya. Dibuku ini saya tulis ‘bismillahirrohmanirohim, I will make it happen, goes to China in this april’ dan ini adalah salah satu poster ‘write to China’ yang saya tempel dan setiap saya nulis essay saya buka lagi. Kalau aku malas nulis essay, bisa nggak aku berangkat ke China bulan april 2017? nggak bisa kan? Dan alhamdulillah setiap aku merasa bosan dan capek nulis essay, aku baca dream map ini dan timbul semangat untuk nulis lagi. Akhirnya aku nulis yang awalnya 100 kata, 500 kata, 700 kata, dan akhirnya sampai 2000 kata” jelasnya.

Selain menuliskan impian, Yuyu berkata bahwa percaya pada mimpi kita juga tak kalah pentingnya. Menurutnya, dengan mempercayai apa yang kita impikan akan membuat teman, orang tua, dan orang-orang disekitar kita memberikan kepercayaan dan dukungannya terhadap apa yang telah kita cita-citakan. Selain Merry Riana, dara cantik asal Bugis ini juga mengagumi sosok pemenang Asia’s Next Top Model siklus ketiga, Ayu Ghani sekaligus menjadi role model untuk mewujudkan mimpinya. Ia mengutip perkataan Ayu dari kisah perjalanannya dalam berkompetisi pada ajang pencarian model se-Asia “Segala sesuatu itu berangkat dari keinginan kita sendiri, baru ditambah dari dukungan orang lain” kutip Yuyu. Ia menambahkan bahwa sesuatu yang dikerjakan bukan didasarkan dari hati kita, itu tidak akan sukses. Bisa jadi itu akan membahagiakan, mendapatkan kebanggan, dan ketenaran. Tetapi hidup yang dijalani akan terasa semu.

Jika impian yang sudah dirancang dengan sebaik dan sedetail mungkin tetapi belum terwujudkan. Percayalah, bahwa Allah mempunyai rencana yang lebih indah dari apa yang telah direncanakan oleh hambanya. Janganlah merasa kecewa atas rencana sempurna kita yang gagal, cobalah untuk selalu berpikir positif atas rencana Allah. Inshaallah, Allah akan menggantikan rencana gagal kita dengan rencana yang lebih baik dan lebih sempurna dari rencana-rencana sebelumnya. Hal ini juga pernah dirasakan oleh Yuyu. Ketika mengikuti Student Mobility Program (SMPro) yang diadakan oleh Kementrian Agama pada tahun 2015 dengan negara tujuan Australia, Yuyu dan Setyani Alfinuha yang merupakan salah satu reporter psychonews generasi ketiga berhasil lolos dalam seleksi berkas. Kedua orang ini kemudian mempersiapkan segala persiapan dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi tahap wawancara. Namun manusia hanyalah dapat berkehendak dan Allahlah yang menentukan. Allah belum memberikan kesempatan kepada kedua perwakilan Fakultas Psikologi ini untuk menjadi perwakilan UIN Malang dalam SMPro. Rencana Allah sangatlah indah, tak lama setelah gagal menjadi perwakilan dalam SMPro, kesempatan datang silih berganti menghampiri Yuyu mulai dari event presentasi paper ke Jepang, event kepemimpinan di Singapura, kompetisi ASEAN StartUp Accelerator 1st Class di Thailand dan Malaysia, terakhir event essay di China. Baginya, fokus dengan apa yang diimpikan sangatlah penting. Janganlah iri dengan pencapaian orang lain. Instrospeksilah, ketika rencana kita digagalkan oleh Tuhan.

Memetakan impian juga dibarengi dengan melejitkan potensi diri. Disini, Yuyu memberikan tips bagaimana melejitkan potensi diri dengan cara memahami dan menekuni apa yang disukai, tantang diri ini untuk terus berkarya guna mengukur sejauh mana kemampuan kita dinilai oleh orang lain, bergaul dengan orang yang sevisi, dan yang terakhir jangan cepat puas jika sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Perbanyaklah bersyukur, teruslah belajar dan kembangkan lebih dalam potensi yang telah dimiliki. Terakhir, jangan sungkan untuk membagikan pengalaman yang telah dialami kepada orang sekitar.

“Kesannya sesuatu yang ada disana itu berbeda tapi indah. Misalnya, ketika makan memakai sumpit yang biasnya hanya menggunakan tangan, disini aku merasa sudah menjadi bagian dari mereka. Selain itu kesulitan selama berada di China ketika menunaikan ibadah sholat bagi umat muslim, karena kita yang muslim hanya minoritas jadi kita mentoleransi waktu sholat dan menjamak qodho sesampainya di hotel. Yang terpenting itu, bukan dimana tempatnya tetapi dengan siapa kamu berada disana” kenangnya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, Yuyu mengakhiri sesi sharing “Write To China” dengan first impression-nya ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Negeri panda. “9 first impression-ku terhadap China. Pertama, China itu negara bersih secara global utamanya di Fujian. Kedua, China bebas macet karena banyak warganya yang menggunakan mode transportasi umum dan mempunyai jalan yang besar. Ketiga, meskipun China terkenal dengan dialeknya yang kental, namun pronounciation mereka dalam berbahasa inggris sangat baik. Keempat, masyarakat China sangan ramah, sopan, tidak perhitungan (loman), dan yang terpenting mempunyai toleransi yang tinggi terhadap umat yang berbeda keyakinanya. Kelima, masyarakat China sangat disiplin dan tepat waktu dalam hal apapun. Keenam, kampus-kampus di China kebanyakan ada asrama mahasiswa yang terpisah putra – putri sehingga mahasiswa disana kemandiriannya sangat tinggi. Ketujuh, keturunan China di Indonesia 80% berasal dari Provinsi Fujian. Kedelapan, masyarakat China mempunyai mentalitas dan percaya diri yang sangat tinggi. Dan yang terakhir, masyarakat China tidak menggunakan motor BBM, tetapi mereka menggunakan motor listrik untuk mengurangi emisi dari BBM” tuturnya.

Dengan segala keistimewaan yang ada didalam negara China, maka tak heran jika Rasulullah saw dalam sebuah hadist dari Anas bin Malik bersabda “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Bangsa China telah mencapai peradaban yang tinggi sebelum ajaran islam diturunkan Allah swt. Tak bisa dipungkiri bahwa umat islam juga menyerap ilmu pengetahuan dan peradaban yang berasal dari China, seperti ilmu pertabiban dan kertas. Melalui hadist ini, Rasul ingin memberitahukan kepada umat islam bahwasannya ada negeri lain yang sudah memiliki peradaban yang maju jauh sebelum islam ada serta mendorong umatnya untuk menuntut ilmu sekalipun di Negara monoritas muslim. (Red.Ms)

Reportase         : Wachidatul Zulfiyah

Editor                 : Fauza Nur Hidayah

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Berbekal-Menulis-Yuyu-Wujudkan-Impian-ke-China.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan[/button]