Bedah Komik Teroris Visual Aji Prasetyo Perspektif Psikologi

Komik Teroris Visual Aji Prasetyo Psikologi UIN Malang
Dari Kiri: Moderator, Aji Prasetyo, Hasan Abadi dan Yusuf Ratu Agung Memaparkan Hasil Komik Teroris Visual dari Beberapa Perspektif

PsychoNews – Lagi-lagi ada yang beda di civitas akademika Fakultas Psikologi, kali ini awak media PsychoNews dan komunitas Gerakan Gusdurian Muda Malang membedah komik “Teroris Visual” milik Aji Prasetyo. Bedah komik yang menggaet sang penulis cerdas Aji Prasetyo itu berlangsung meriah di lantai III Psikostudio Fakultas Psikologi UIN Maliki (11/06). Aji Prasetyo yang akrab dipanggil mas Aji merupakan komikus yang berkarya dengan nuansa komik opini. Karya yang dihasilkan juga kebanyakan mengkritisi tentang realita kehidupan sosial yang kerap menjadi sorotan masyarakat di Indonesia.

Ketika bercerita tentang komik yang dibuatnya, Aji menjelaskan “Komik ini, saya pakai untuk sosialisasi kepada masyarakat, dan mengajak untuk tertawa”. Selain kritik sosial, memang mas Aji juga pelawak dalam karya komik visualnya. Ketika pembaca membaca karyanya, tak lepas untuk meninggalkan jejak senyuman pada sesi terakhir dari tema komiknya.

Tak hanya berisi tentang kritik sosial dan celetukan renyah dari mas Aji, bahkan pria yang berambut panjang itu mampu mengajak berpikir kepada pembacanya untuk mengikuti alur yang dia bawa kearah mana logika yang penulis harapkan. Hasan Abadi, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang, yang hadir sebagai pembicara kedua saat itu mengatakan “komik mas Aji ini menurut saya tak hanya mengajak untuk tertawa lepas, tetapi berpikir dahulu baru setelah itu tertawa, soalnya baru mengerti yang dimaksud itu ini ternyata”.

Disisi lain, Yusuf Ratu Agung sebagai pembanding dari perspektif kajian psikologi mengungkapkan pendapatnya tentang komik visual karya Aji Prasetyo. Dosen psikologi itu, Agung menjelaskan “ pada dasarnya saya tidak mau lagi berpendapat tentang komik visual ini, karena saya sudah khatam membaca karyanya yang luar biasa itu, saya hanya mengungkapkan bahwa komik ini berkaitan dengan sensori ikonik dan sensori ekoik dalam kajian psikologi ”.

Kemudian, apa itu sesungguhnya sensori ikonik dan ekhoik. Menurut Sperling (1960) ikonik bahwa apabila subyek diminta sesuatu, mereka sebenarnya mengingat sesuatu yang mereka lihat (memori sensoris visual). Sedangkan ekhoik menurut Solso (2007) memori menyimpan input auditorik dengan durasi sekitar 2-4 detik (memori sensoris audio). Hal yang dimaksud oleh pembicara ketiga ini bahwa komik visual ini ada kaitannya dengan bidang psikologi, terutama dalam hal penglihatan (visual), kritikan, logika, dan canda tawa yang disajikan oleh mas Aji sebenranya mampu menembak sisi ikonik dari pembaca, sehingga pembaca tidak hanya disajikan gambar yang membuat respon tertawa akan tetapi juga membuat pembaca berfikir dan merenung.

Tak hanya pembicara saja yang berpendapat tentang komik dari mas Aji, bahkan audience, turut berpartisipasi berdiskusi dalam acara bedah komik ini. Hal yang paling mengagumkan adalah ketika pentolan tertinggi dekan psikologi, Lutfi Musthofa turut andil dalam mengungkapkan curahan pikirannya. Beliau berpendapat “kalau boleh saya katakan, hal yang dilakukan oleh mas Aji dalam komik visualnya erat kaitannya dengan Alquran, karena sesungguhnya Alquran merupakan komik visual yang sangat luar biasa”. Kenapa demikian, bahwa sesungguhnya Alquran sangatlah cocok dalam berbagai segi kehidupan maupun segi bidang keilmuan. Seperti halnya komik, yang mampu memberikan efek visual dari segi sejarah, penjelasan kauniyah dan qauliyah. Sejarah dan penjelasan dari Alquran memberikan efek imajinasi kepada pembaca dalam sudut pandang pembacanya sendiri.

Kaitannya dengan aspek ikonik dan ekhoik yang disampaikan Agung, Alquran itu mampu menyuguhkan pembaca ke dalam hal tersebut, sesuai apa yang diimajinasikan oleh pembaca sendiri. Acara yang berlangsung selama 3 jam itu juga dihadiri oleh beberapa pemerhati sosial, mahasiswa, tokoh agama dan seniman Malang yang sengaja menyempatkan hadir dalam bedah komik yang selama ini cukup digemari oleh kaum pembaca komik di Indonesia. (Red. Ms)

Reportase: Sudrajad Yudo

[button href=”http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/Bedah-Komik-Teroris-Visual-Aji-Prasetyo-Perspektif-Psikologi.pdf” rounded=”” size=”btn-mini” style=”red” target=”_blank”]Simpan Berita[/button]