Pilot Model Pesantren Ramah Santri

Dalam rangka menjalankan program Pengabdian Masyarakat Mandiri, dosen-dosen dari Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggagas berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan dan manajemen emosi di Pesantren Tebuireng. Program ini mencakup berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan lingkungan pesantren yang ramah anak, bebas dari kekerasan, serta mendukung perkembangan emosional dan psikologis santri.

Pelatihan Keterampilan Manajemen Emosi
Salah satu fokus utama dalam program ini adalah pelatihan keterampilan manajemen emosi bagi para pengasuh pesantren. Melalui pelatihan ini, para dosen memberikan pengetahuan mendalam tentang bagaimana memahami dan menangani emosi yang dialami oleh santri, terutama di kalangan remaja yang rentan mengalami masalah emosi. Para pengasuh diajarkan untuk mengenali tanda-tanda emosi yang tidak stabil dan diberikan metode penanganan yang tepat agar emosi tersebut dapat dikelola dengan baik.

Misalnya, dalam pelatihan tersebut dibahas mengenai pentingnya memahami perbedaan antara pubertas dan adolensi, dua fase yang sering kali memicu perubahan emosi drastis pada remaja. Pemahaman yang tepat tentang perubahan psikososial yang dialami santri selama masa ini akan membantu pengasuh untuk memberikan dukungan yang lebih personal dan efektif. Dengan demikian, pengasuh dapat membantu santri mengelola emosi mereka, mencegah terjadinya masalah lebih lanjut seperti depresi atau kecemasan yang berlebihan.

Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya empati dan komunikasi dalam menangani santri yang sedang mengalami masalah emosi. Pengasuh didorong untuk mendengarkan dengan seksama keluhan dan perasaan santri, serta memberikan tanggapan yang penuh pengertian. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan saling percaya antara santri dan pengasuh, yang pada gilirannya akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan aman bagi santri.

Pendampingan untuk Pesantren Ramah Anak
Selain pelatihan manajemen emosi, program ini juga mencakup pendampingan intensif bagi pesantren dalam menerapkan konsep pesantren ramah anak. Konsep ini menitikberatkan pada perlindungan hak-hak anak dalam lingkungan pesantren, dengan memastikan bahwa setiap santri merasa aman, dihargai, dan didukung dalam proses belajar mereka. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penyusunan pedoman dan kebijakan yang melarang segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikologis, di dalam lingkungan pesantren.

Untuk mendukung penerapan kebijakan ini, para pengasuh diberikan pelatihan dasar konselor, yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam memberikan bimbingan dan dukungan psikologis. Pelatihan ini meliputi teknik-teknik konseling dasar, seperti cara menangani konflik, mengelola stres, serta memberikan dukungan emosional kepada santri yang membutuhkan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pengasuh dapat lebih responsif dalam menangani berbagai isu yang mungkin dihadapi oleh santri, sehingga tercipta lingkungan pesantren yang lebih inklusif dan mendukung pertumbuhan emosional santri.

Tidak hanya itu, program Pesantren Ramah Anak ini juga mendorong penggunaan metode komunikasi yang efektif sebagai kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara santri dan pengasuh. Komunikasi yang efektif dianggap sebagai elemen penting dalam menjaga keharmonisan dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Melalui pendekatan ini, diharapkan pengasuh dapat menyampaikan pesan-pesan mereka dengan cara yang lebih mudah dipahami dan diterima oleh santri, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman atau konflik.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan kekerasan, program ini juga menekankan pentingnya pelaporan dan penanganan kasus kekerasan secara cepat dan tepat. Setiap pengasuh dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal kekerasan dan diberikan prosedur yang jelas tentang bagaimana melaporkan dan menangani kasus tersebut. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan bahwa setiap santri mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan dan agar pesantren tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua santri.

Dampak Jangka Panjang dan Harapan
Dengan berbagai upaya yang dilakukan melalui program ini, para dosen dan pengasuh berharap dapat menciptakan dampak jangka panjang yang positif bagi perkembangan santri. Peningkatan kompetensi pengasuh dalam manajemen emosi dan penerapan konsep pesantren ramah anak diharapkan dapat menurunkan tingkat kekerasan dan meningkatkan kesejahteraan emosional santri. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pesantren lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan serupa, sehingga semakin banyak pesantren yang ramah anak dan mendukung perkembangan holistik santri.

Melalui inisiatif ini, Pesantren Tebuireng dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menunjukkan komitmen mereka dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih manusiawi dan berorientasi pada kesejahteraan anak. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi santri dan pengasuh di Pesantren Tebuireng, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif di Indonesia​